Pada 2 Desember 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia telah berhasil menurunkan emisi melalui penurunan deforestasi dan degradasi hutan yang telah terbukti dan diakui secara global.
Arti deforestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata deforestasi adalah penebangan hutan. Penyebab utama laju deforestasi adalah kegiatan penebangan kayu komersial dalam skala besar.
Melansir laman Solarindustri, deforestasi hutan sering dilakukan untuk pembebasan lahan. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan seperti efek rumah kaca, biodiversitas menurun, serta menyebabkan erosi.
Deforestasi juga dikaitkan dengan penggundulan hutan dan penebangan hutan. Kegiatan ini dilakukan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, hingga permukiman.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Nomor 30/2019 menyebut deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
Baca juga: Melestarikan Hutan demi Pertanian Berkelanjutan |
Penyebab deforestasi
Lalu, apa yang membuat deforestasi terjadi? Laman EcoDefender melaporkan, dalam penelitian pada 2019 berjudul 'What causes deforestation in Indonesia?', disebutkan dari 2001-2016, penyebab deforestasi yang paling besar di Indonesia (23 persen) adalah dijadikannya lahan hutan menjadi perkebunan sawit.
Selain itu, beberapa penyebab lainnya adalah industri penebangan kayu, pembangunan jalan, industri tambang, perkebunan skala besar, dan perluasan pemukiman penduduk. Berikut penjelasannya:
1. Pembukaan lahan perkebunan atau pertanian
Penyebab utama dari terjadinya penggundulan hutan berasal dari sektor pertanian. FAO menyatakan sebanyak 80 persen deforestasi yang terjadi berasal dari sektor pertanian. FAO menyatakan 33 persen deforestasi yang disebabkan oleh pertanian adalah dampak dari pertanian petani lokal di negara-negara berkembang.
Pembukaan lahan tersebut bertujuan untuk menanam bahan makanan (seperti jagung, pagi, gandum, kacang, dan lain sebagainya) dan keperluan bahan bakar (seperti kelapa sawit untuk pembuatan bahan bakar biosolar).
Sektor peternakan turut berperan menyebabkan deforestasi global yaitu sekitar 14 persen. Para peternak membutuhkan lahan yang cukup luas untuk tempat tinggal hewan ternak dan menanam makanan untuk pakan hewan tersebut.
2. Industri pertambangan
Berbagai macam mineral dapat tersimpan di dalam tanah suatu hutan, seperti emas atau batu bara. Dengan demikian, kerusakan hutan akan sangat mungkin terjadi karena penebangan pohon bertujuan untuk mempermudah proses penambangan mineral dan pembuatas akses jalan untuk memudahkan proses transportasi bahan tambang.
3. Pertambahan penduduk
Hal ini dapat terjadi karena terjadi perpindahan penduduk. Perpindahan ini dapat berupa urbanisasi atau ruralisasi. Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota, sedangkan ruralisasi adalah proses perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Menurut FAO, urbanisasi beperan lima persen terhadap deforestasi. Melansir UN (United Nation), sebanyak 68 persen penduduk di dunia akan tinggal di daerah perkotaan pada 2050. Pertambahan penduduk ini dapat berdampak terhadap lingkungan sekitar karena akan terjadi alih fungsi lahan, dari hutan menjadi pemukiman penduduk.
4. Pembangunan infrastruktur
Pembangungan infrastruktur juga berperan dalam deforestasi. Dalam hal ini, perkembangan dalam dunia transportasi berperan cukup besar karena akses jalan akan tercipta untuk memudahkan manusia melakukan mobilitas. Pembuatan jalan akan menebang pohon terlebih dahulu agar pembuatan jalannya lebih mudah.
Sehingga akan terjadi alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan sawit karena minyak kelapa sawit digunakan dalam pembuatan bahan bakar minyak yaitu biosolar yang lebih efisien dari bahan bakar fosil.
5. Memenuhi kebutuhan sehari-hari
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti tisu dan kertas. Tisu dan kertas terbuat dari serat-serat pohon sehingga dapat menyebabkan deforestasi apabila penebangan pohon tanpa tebang pilih. Semakin banyak penggunaan tisu dan kertas, maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Baca juga: Mengenal Persemaian Mentawir, Tempat Pembibitan Pohon untuk Lahan Hijau IKN |
Dampak deforestasi
Melalui penjelasan tersebut, maka akan terjadi banyak dampak negatif bagi lingkungan, di antaranya:
- Memicu bencana alam. Penggundulan hutan bisa mengakibatkan tanah longsor dan banjir, karena hutan berfungsi sebagai tempat penyerapan air hujan.
- Efek rumah kaca. Hal ini terjadi karena meningkatnya gas emisi rumah kaca dan berkurangnya pohon sebagai organisme yang dapat melakukan sekuestrasi. Efek rumah kaca yang berkelanjutan dapat menimbulkan masalah lain, seperti global warming.
- Keanekaragaman hayati terancam. Hutan adalah rumah bagi banyak pepohonan, tumbuhan, dan juga aneka hewan. Kalau habitat tempat mereka tinggal digusur, maka ekosistem akan tidak seimbang.
- Erosi lahan. Erosi lahan adalah proses terkikisnya tanah karena terbawa oleh aliran air. Aliran air dapat berupa aliran sungai atau air hujan. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya pohon yang akan menyerap air tersebut.
- Membuat bumi tambah panas. Hutan memiliki peran penting untuk menjaga suhu bumi. Dalam sebuah penilitian, disebutkan kalau deforestasi bisa membuat suhu lokal bertambah panas hingga 4,5 derajat celcius dan juga menyebar ke sekitarnya sampai radius 6 km.
- Masyarakat adat kehilangan tempat tinggal. Masih banyak masyarakat adat di berbagai wilayah Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Enggak cuma sekadar tinggal di sana, mereka juga turut berperan sebagai penjaga hutan yang senantiasa menjaga kelestariannya.
Cara mengatasi deforestasi di Indonesia
Menilik terkait deforestasi, apakah kita bisa turut membantu mengatasinya? Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah lebih kritis mencari tahu akar masalah deforestasi.
Aktor utama yang memiliki kuasa untuk menghentikan alih fungsi lahan sawit sebagai penyebab utama deforestasi memang adalah pemerintah setempat dan perusahaan.
Berikut ada beberapa cara dalam mengatasi deforestasi:
- Melakukan reboisasi.
- Menggunakan teknik tebang pilih ketika hendak menebang pohon.
- Mengganti penggunaan tisu dengan sapu tangan.
- Mengurangi penggunaan kertas.
- Menggunakan alat transportasi secara bijak untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak.
- Menggunakan alat listrik secara tepat guna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News