Pernyataan Siti itu mengemuka saat pertemuan ke-16 Asean Ministerial Meeting on the Environment (AMME) atau pertemuan tingkat menteri bidang lingkungan hidup. Indonesia menjadi tuan rumah (AMME) ke-16. Pertemuan ini diselenggarakan secara virtual pada Kamis, 21 Oktober 2021.
"Dekade ini memiliki peran penting dalam upaya mencegah, menghentikan, dan memperbaiki degradasi ekosistem di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara,” kata Siti, Jumat, 22 Oktober 2021.
Siti mengapresiasi Sekretariat ASEAN atas koordinasi efektif yang telah dilakukan selama persiapan penyelenggaraan pertemuan. Menurut Siti, tantangan isu lingkungan hidup perlu diantisipasi melalui kolaborasi kooperatif setingkat ASEAN.
"Ini selaras dengan deklarasi PBB pada 2021-2030 yang dinyatakan sebagai Dekade Restorasi Ekosistem," kata dia.
Siti menegaskan perlu upaya adaptasi pola pikir dan aksi nyata dengan menerapkan reimagine, recreate, dan restore dalam pengelolaan lingkungan. Ia berharap penyelenggaraan AMME ke-16 dapat memberikan kontribusi konkret dan komprehensif atas tantangan di bidang lingkungan hidup.
Siti didaulat menjadi pimpinan pada AMME tahun ini. Dalam sambutannya, Siti menyampaikan apresiasi kepada Kamboja atas pencapaiannya sebagai pimpinan pertemuan selama dua tahun terakhir.
Baca: Indonesia Berhasil Cegah Bencana Asap Karhutla Dua Tahun Berturut-turut
Pada kesempatan ini, Siti menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam tiga pertemuan penting. Selai AMME ke-16, Indonesia juga menjadi tuan rumah dalam 17th ASEAN Plus Three Environment Ministers Meeting (EMM) dan 5th ASEAN ESC Award Ceremony. Meskipun, penyelenggaraan pertemuan secara virtual karena kondisi pandemi covid-19.
- Konservasi alam dan keanekaragaman hayati;
- Lingkungan pesisir dan laut;
- Manajemen sumber daya air;
- Kota ramah lingkungan;
- Bahan kimia dan limbah;
- Pendidikan lingkungan serta isu konsumsi dan produksi berkelanjutan; dan
- Perubahan iklim.
Sepakati sejumlah hal
Berdasarkan hasil pertemuan, disepakati dua dokumen, yakni Nomination of Cities for the 5th ASEAN ESC Award and 4th Certificates of Recognition; dan ASEAN-China Joint Statement on Enhancing Green and Sustainable Development Cooperation.Pertemuan ini membahas dan menotasi dokumen-dokumen sebagai berikut:
- ASEAN Joint Statement on Chemicals and Waste to 2021 Meetings of the Basel, Rotterdam, and Stockholm (BRS) Conventions;
- Draft ASEAN Joint Statement on Biological Diversity to the 15th session of the Conference of Parties to the Convention of Biological Diversity (CBD COP15);
- ASEAN Regional Action Plan on Combating Marine Debris;
- ASEAN State of Climate Change Report (ASCCR); dan
- ASEAN Sustainable Consumption and Production (SCP) Framework.
- Dato Seri Setia Haji Suhaimi bin Haji Gafar, Minister of Development, Brunei Darussalam;
- Sophalleth Eang, Secretary of State, Ministry of Environment, Cambodia;
- Saynakhone Inthavong, Vice Minister Ministry of Natural Resources and Environment, Lao PDR;
- Agus Justianto, Acting for Director General of Environmental and Forestry Standardization Agency, Ministry of Environment and Forestry, Indonesia;
- Khin Maung Yi, Minister of Natural Resources and Environmental Conservation, Myanmar;
- Datuk Mansyoer Bin Haji Otman, Deputy Minister of Environment and Water, Malaysia;
- Albert Magalang, Chief of Climate Change Service, Department of Environment and Natural Resources, Philippines;
- Grace Fu, Minister of Sustainability and the Environment, Singapore;
- Varawut Silpa-Archa, Minister of Natural Resources and Environment, Thailand;
- Vo Tian Nhan, Deputy Minister, Vietnam;
- Lim Jock Hoi, Secretary General of ASEAN Secretariat; dan
- Theresa Mundita Lim, Executive Director of ASEAN Centre for Biodiversity.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News