Teknologi tersebut melalui komputasi, mobile internet, mesin cerdas, dan intelegensi artifisial yang digabungkan menjadi generasi baru robotik. Misalnya, drone dan kendaraan otonom yang bisa beroperasi tanpa keterlibatan manusia.
Teknologi semacam itu juga mampu mewujudkan percetakan tiga dimensi (3D printing) di sektor manufaktur. Ia mencontohkan adanya robot yang membangun sebuah rumah dalam 24 jam. Biaya yang dikeluargkan akan jauh lebih kecil ketimbang menggunakan konstruksi lama. Bayangan revolusi secanggih itu seharusnya sudah ada.
Baca: Jokowi Luncurkan Peta Jalan Industri Menuju Revolusi 4.0
Jokowi menjelaskan pemerintah Dubai yang berniat menggunakan teknologi tersebut untuk membuat 25 persen bangunan baru. Teknologi 3D printing digunakan untuk proses konstruksi.
"Supaya proses konstruksi lebih efisien, sehingga menghemat biaya konstruksi," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Teknologi serupa juga sudah digunakan Singapura. Mereka menempatkan robot pembersih karpet di Changi Airport. Teknologi itu mengantikan pekerjaan manusia. Bahkan, beberapa hotel di Singapura bereksperimen dengan jas-jasa tertentu yang dilayani robot.
"Hati-hati. Seperti mengantarkan makanan atau room service ke kamar tamu menggunakan robot yang juga berkeliling secara otonom. Bayangkan! Kalau ini menggejala tidak hanya di airport, di hotel, tapi di semua tempat," beber eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca: Jokowi tak Percaya Revolusi Industri 4.0 Mengikis Lapangan Kerja
Mantan Wali Kota Solo itu pun mengapresiasi Kementerian Perindustrian yang sigap dan serius mempersiapkan peta jalan implementasi industri 4.0. Roadmap akan dikenal dengan sebutan Making Indonesia 4.0.
Menurut dia, kata 'making' sangat tepat karena bisa diartikan membuat, membangun, atau mewujudkan sesuatu. Bisa juga diartikan membangun kembali perindustrian Indonesia. Kombinasi 'making' dengan 'Indonesia', terang dia, berarti mewujudkan pembangunanke era baru Indonesia 4.0. Di dalamnya terdapat aspirasi besar merevitalisasi industri Tanah Air secara menyeluruh.
Baca: Industri 4.0 akan Buka Lapangan Kerja hingga 19 Juta Orang
Jokowi berharap implementasi industri 4.0 membawa Indonesia mencapai top 10 ekonomi global pada 2030. Target bisa diwujudkan melalui peningkataan angka ekspor bersih kembali ke 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) serta meningkatkan produktivitas dengan adopsi teknologi serta inovasi. Ia juga yakin teknologi tersebut dapat mewujudkan pembukaan 10 juta lapangan kerja baru pada 2030.
"Tentu hal ini akan menjadi suatu landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Selain penciptaan lapangan kerja baru, implementasi industri 4.0 Indonesia harus memastikan pertumbuhan secara inklusif, pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, tidak hanya perusahaan besar namun juga pengusaha mikro, usaha kecil, usaha menengan UMKM dan di mana ke depannya UMKM juga harus dibuat paham dan mudah dalam mengakses, menggunakan teknologi sehingga lebih berdaya saing," jelas Jokowi.
Fokus Making Indonesia 4.0
Jokowi mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah awal menjalankan Making Indonesia 4.0. Ada lima industri yang menjadi fokus implementasi industri baru di indonesia, yakni makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, serta kimia.
"Lima industri ini merupakan tulang punggung dan diharapkan membawa efek bangkit yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap daya saing Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030," kata Jokowi.
Ia bahkan menetapkan Making Indonesia 4.0 sebagai salah satu agenda nasional hari ini. Kementerian Perindustrian akan menjadi leading sector.
"Dan, saya minta kementerian dan lembaga lainnya, pemda dan pelaku usaha untuk mendukung penuh usaha ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing demi kesuksesan dan kemajuan bangsa yang kita cintai," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News