"Ekonomi kreatif merupakan sektor unggulan baru yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ekonomi kreatif tak lain adalah transformasi struktur perekonomian dunia," ujar Kepala Bekraf Triawan Munaf, di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2016).
Baca: Sri Mulyani Promosi UMKM & Ekonomi Kreatif Berbasis Syariah
Dirinya menambahkan, ke depan akan terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi dari yang sebelumnya berbasis sumber daya alam menjadi sumber daya manusia. Atau kini dari era pertanian menjadi era industri serta informasi.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukan kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baru sebesar 7,05 persen atau setara dengan Rp641,81 triliun. Sektor ekonomi kreatif menduduki peringkat ketujuh dari 10 sektor kontributor PDB nasional.
Baca: Jokowi Ingin Kerja Sama Ekonomi Kreatif dengan Korsel Cepat Dimulai
Sementara itu pada 2013, terdapat 5,4 juta usaha kreatif yang menyerap 11,8 juta tenaga kerja. Ekonomi kreatif juga mampu menyumbang devisa negara melalui ekspor sebesar USD3,2 miliar atau sekira 5,8 persen.
Adapun lima kelompok industri kreatif yang menjadi penyumbang PDB terbesar adalah kuliner 32,51 persen, mode atau fesyen 28,29 persen, kerajinan 14,44 persen, penerbitan dan percetakan 8,11 persen dan desain 3,9 persen.
"Potensi besar perkembangan sektor ekonomi kreatif juga ditopang oleh bonus demografi. Pada 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60 persen dari total penduduk di mana sekira 27 persen di antaranya berusia 16 hingga 30 tahun," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News