Ketua Umum REI Eddy Hussy. MTVN/Husen M.
Ketua Umum REI Eddy Hussy. MTVN/Husen M.

REI Minta BI Percepat Pelonggaran LTV

Husen Miftahudin • 25 Mei 2016 23:42
medcom.id, Jakarta: Real Estate Indonesia (REI) meminta Bank Indonesia (BI) segera merealisasikan pelonggaran ketentuan rasio kredit terhadap nilai agunan (loan to value/LTV) untuk uang muka kredit kepemilikan rumah. Pelonggaran LTV dirasa mampu mendorong penjualan rumah yang saat ini tengah lesu akibat melemahnya perekonomian.
 
Ketua Umum REI Eddy Hussy mengaku jika saat ini secara keseluruhan penjualan rumah mengalami penurunan, baik rumah kelas menengah bawah maupun kelas menengah atas. Menurutnya kondisi ini akan membaik jika BI segera melonggarkan aturan LTV.
 
"Dampak pasti ada pengaruhnya, tapi besarnya belum bisa diprediksi. Kalau bisa segera jalan (pelonggaran aturan LTV)," ujar Eddy ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Benteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Baca : BI Bakal Sesuaikan Kebijakan LTV Pacu Pertumbuhan Kredit
 
Dia mengharapkan ini agar pelonggaran LTV tidak hanya untuk rumah pertama, melainkan rumah kedua dan ketiga. "Jangan hanya rumah pertama, tapi juga kedua dan ketiga yang ini akan meringankan bagi masyarakat untuk beli rumah," imbuh dia.
 
Eddy menjelaskan, pasar properti untuk kelas menengah ke atas pada kuartal I-2016 mengalami penurunan yang cukup signifikkan. Bahkan jika dibandingkan dengan realisasi kuartal I-2015, pasar perumahan untuk kelas menengah ke atas mengalami penurunan hingga 30 persen.
 
Kondisi perekonomian nasional yang melambat di awal tahun dinilai memberikan pengaruh tersendiri. Daya beli masyarakat menengah ke atas cenderung masih tertahan karena masih ada kekhawatiran akan beberapa kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah.
 
Baca : BI Longgarkan Aturan LTV untuk Genjot Kredit
 
"Rata-rata pengembang bilang turun sampai 30 persen, ada yang 10 persen dan 20 persen. Kalau yang menengah ke atas karena masalah perekonomian yang melambat, mereka enggan membelanjakan uangnya. Tidak semua orang tak mampu beli, tapi lebih menahan," pungkas Eddy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan