Demikian disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI I Gusti Putu Suryawirawan di Kendari, seperti dikutip dari Antara, Rabu 10 Mei 2017.
Dia mengatakan Indonesia memiliki 32 titik proyek pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar pada 14 kawasan industri.
"Indonesia optimistis di 2020 dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan nikel dunia sekitar empat juta ton per tahun atau sama dengan 10 persen dari kebutuhan nikel dunia sebanyak 40 juta ton per tahun," papar Dirjen Gusti Suryawirawan.
Baca: Menggali Potensi Bisnis Nikel
Saat ini, kata dia, kebutuhan nikel dunia yang mencapai 40 juta ton per tahun dipasok oleh negara Tiongkok yang mengimpor ore maupun bahan setengah jadi dari negara lain, termasuk Indonesia.
Optimisme Indonesia memasok 10 persen kebutuhan nikel dunia pada 2020 didasarkan pada beroperasinya sejumlah industri pengolahan dan pemurnian nikel, antara lain, di Morosi, Kabupaten Konawe (Sultra), PT Aneka Tambang Kolaka (Sultra), Pulau Obi (Maluku), Halmahera (Maluku Utara) dan Morowali (Sulteng).
Baca: Ini Pandangan Peneliti Pertambangan Soal Hilirisasi Nikel
Sedangkan tenaga kerja yang terserap pada 32 proyek pembangunan maupun pengoperasian industri pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar pada 22 kabupaten tercatat 23.000 orang.
"Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten maka pemerintah pusat bermitra dengan sejumlah investor tambang mendirikan pendidikan tinggi vokasi atau terapan industri," pungkas Gusti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News