Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Pengertian Neraca Perdagangan dan Pengaruhnya Buat Perekonomian

Husen Miftahudin • 15 Februari 2023 20:03
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis laporan neraca perdagangan Indonesia untuk periode Januari 2023. Hasilnya, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar USD3,87 miliar, berdasarkan nilai ekspor sebesar USD22,31 miliar dikurangi nilai impor sebesar USD18,44 miliar.
 

Apa Itu Neraca Perdagangan?

Dikutip dari berbagai sumber yang dirangkum Medcom.id, neraca perdagangan atau trade balance adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor di suatu negara selama periode tertentu.
 
Ketika nilai ekspor melebihi impor, negara tersebut menjalankan neraca perdagangan positif (surplus perdagangan). Sementara, jika nilai impor melebihi ekspor, negara tersebut mengalami neraca perdagangan negatif (defisit perdagangan).
 
Dalam hal ini, perdagangan internasional menjadi ujung tombaknya. Bagaimana perdagangan suatu negara bisa mencatat ekspor lebih besar, atau justru sebaliknya dengan impor yang paling dominan.
 

Pengaruh Neraca Perdagangan

Perdagangan internasional tidak hanya melibatkan aliran barang dan jasa, tetapi juga mata uang yang berbeda untuk pembayaran. Oleh karena itu, selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, posisi neraca perdagangan juga mempengaruhi nilai tukar.

Perdagangan memengaruhi secara langsung aktivitas produksi dalam negeri dan permintaan terhadap terhadap mata uang domestik.
 
Baca juga: Mengenal Pertumbuhan Ekonomi Serta Cara Menghitungnya

Neraca Perdagangan bagi Pertumbuhan Ekonomi

Dikutip dari cerdasco.com, ekspor yang terjadi pada perdagangan internasional merangsang pertumbuhan ekonomi domestik, yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil dari waktu ke waktu. PDB riil merepresentasikan nilai moneter produk yang diproduksi oleh perekonomian domestik, diukur pada harga konstan.
 
Jika ekspor meningkat, hal tersebut berarti meningkatkan permintaan terhadap produk domestik dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan output. Peningkatan produksi sendiri menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di perekonomian domestik.
 
Sebaliknya, impor mengurangi PDB riil domestik. Ketika impor meningkat, hal itu merangsang produksi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan di negara mitra, bukan di perekonomian domestik. Oleh karena itu, ekonom merujuk impor sebagai kebocoran (leakages) di dalam sebuah perekonomian.
 
Dalam hubungan antara ekspor, impor, dan PDB, maka dapat dirumuskan bahwa PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor - Impor). Dari rumus tersebut, dapat lihat ekspor berhubungan positif dengan PDB, sedangkan impor memiliki hubungan negatif dengan PDB.
 
Artinya, ketika sebuah negara melaporkan peningkatan surplus perdagangan, maka hal tersebut mendorong PDB naik dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
 

Neraca Perdagangan bagi Nilai Tukar

Dalam hal ini, ekspor dan impor tidak hanya melibatkan barang dan jasa, tetapi juga mata uang berbeda sebagai alat pembayaran.
 
Kenaikan ekspor meningkatkan permintaan mata uang domestik, sehingga mengarah pada apresiasi mata uang domestik. Untuk membayar produk yang dibeli, pembeli di luar negeri harus mengkonversi mata uang mereka dengan mata uang domestik.
 
Oleh karena itu, ketika ekspor meningkat, itu mendorong permintaan yang lebih tinggi terhadap mata uang domestik. Apresiasi mengindikasikan daya beli mata uang domestik terhadap mata uang negara mitra menguat.
 
Sebaliknya, kenaikan impor meningkatkan permintaan mata uang negara mitra, mengarah pada depresiasi mata uang domestik. Peningkatan impor mendorong pembeli domestik untuk menjual mata uangnya dan menukarnya dengan mata uang negara mitra untuk membayar impor.
 
Peningkatan permintaan mata uang negara mitra meningkatkan harga (daya belinya) terhadap mata uang domestik. Itu mengarah pada depresiasi nilai tukar domestik. Sementara itu, negara mitra melihat mata uang mereka terapresiasi.
 
Ketika sebuah negara mengalami defisit perdagangan, nilai tukar cenderung terdepresiasi. Sebaliknya, surplus perdagangan akan mengarah pada apresiasi mata uang. Tapi, efeknya mungkin hanya sementara, karena mekanisme harga akan menghasilkan efek yang berkebalikan.
 
Depresiasi membuat harga produk domestik menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Itu seharusnya meningkatkan ekspor. Di sisi lain, impor menurun karena produk luar negeri menjadi lebih mahal. Itu akan mengarah pada apresiasi. Efek sebaliknya berlaku ketika mata uang domestik terapresiasi.
 
Baca juga: Ini Pengertian hingga Dampak Neraca Pembayaran bagi Perekonomian
 

Keadaan Neraca Perdagangan Suatu Negara

Surplus atau defisit perdagangan tidak selalu baik atau buruk. Hal tersebut tergantung pada fundamental ekonomi dan alasan dibaliknya, seperti keputusan kebijakan perdagangan, durasi positif atau negatifnya, pertumbuhan ekonomi, dan ukuran ketidakseimbangan perdagangan.
 
Ketika suatu negara memiliki surplus perdagangan, negara tersebut membiayai defisit perdagangan mitra dagangnya dengan meminjamkan kepada mereka atau membeli aset mereka (seperti sovereign bond).
 
Sebaliknya, ketika mencatatkan defisit perdagangan, negara tersebut harus meminjam dari pihak asing atau menjual aset kepada mereka (arus modal masuk).
 
Beberapa ekonom menyukai surplus perdagangan karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, merangsang penciptaan lapangan kerja, pendapatan. Sedangkan defisit justru menghasilkan efek sebaliknya.
 
Tapi, defisit perdagangan mungkin mengindikasikan perekonomian sedang tumbuh. Permintaan impor begitu tinggi karena permintaan agregat melebihi penawaran agregat (kesenjangan inflasioner).
 
Dengan kata lain, permintaan domestik melebihi apa yang dapat dipasok dari produksi domestik. Itu mendorong permintaan tinggi terhadap produk impor, yang mana mungkin akan mengarah ke defisit perdagangan.
 
Begitu juga, surplus perdagangan terjadi karena negara tersebut mengandalkan pertumbuhan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Konsumsi domestik rendah dan kurang berkembang.
 
Situasi semacam itu berbahaya jika perekonomian dunia resesi, karena bisa mengguncang ekspor dan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di sisi lain konsumsi domestik tidak dapat tumbuh pada tingkat yang dapat mengkompensasi penurunan ekspor.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan