Meski demikian, pemerintah yakin selama 2017 tingkat inflasi masih berada dalam rentang 4±1 persen. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) siap melakukan berbagai macam upaya agar pergerakan inflasi tidak liar dan nantinya berada pada posisi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui, akan ada tekanan domestik yang berasal dari kebijakan pemerintah yang menarik subsidi listrik untuk golongan 900 volt ampere (VA). Kondisi tersebut disebut akan mengerek tingkat inflasi di tahun ini.
Baca: BI Perkuat Infrastruktur Logistik Tekan Inflasi dari Volatilitas Pangan
"Memang akibat kita kurangi subsidi listrik, tentu (tingkat inflasi) akan naik," ujar Kalla, dalam Indonesia Outlook 2017 dengan tema 'Membangun Peradaban Transportasi Indonesia', di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2017).
Kendati demikian, Kalla meyakini, tekanan inflasi akibat dampak dari penarikan subsidi listrik golongan 900 VA hanya sementara. Menurutnya, dampak terkereknya tingkat inflasi itu hanya enam bulan. "Memang hanya sebentar saja selama enam bulan, kemudian turun kembali," paparnya.
Baca: BI dan Pemerintah Siapkan Enam Langkah untuk Jaga Inflasi di 2017
Oleh karena itu, untuk menghindari tingkat inflasi semakin bergejolak maka pemerintah bersama Bank Indonesia akan segera mengambil langkah mitigasi. Sebab bila tidak ditekan, maka target 4±1 persen akan sulit tercapai.
"Kalau terus kita tidak bisa buat apa-apa sehingga tidak ada deflasi, lebih susah lagi. Kita harus tetap menjaga 4±1 persen," tegas Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News