Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo berupaya menekan laju inflasi volatile food dikisaran 4-5 persen di antaranya melalui langkah penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah khususnya pergudangan dan membangun sistem data lalu lintas barang khususnya komoditas pangan.
Selain itu, lanjutnya, melalui penggunaan instrumen dari insentif fiskal untuk stabilitas harga guna mendorong diversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat khususnya cabai dan bawang segar dengan mendorong industri pangan olahan, penguatan kerja sama antara daerah, mempercepat pembangunan infrastruktur konektifitas, dan perbaikan pola tanam pangan.
"Kami juga sudah punya satu sistem untuk kebijakan harga pangan terkendali, ada pusat informasi harga pangan strategis di mana kami bisa tahu setiap hari 10 harga pangan paling sensitif terdiri 21 varian," kata Agus, dalam High Level Meeting TPID, di Gedung Perkantoran BI, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 25 Januari.
Sementara itu, ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, volatile food merupakan bagian yang perlu dijaga sebaik-baiknya di 2017. Pemerintah pusat telah memberikan insentif pada daerah-daerah untuk menjaga harga pangan agar tak melonjak melalui dana transfer daerah.
Dana tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk membangun infrastruktur jalan guna memperlancar distribusi bahan pangan. Seringkali bahan pangan melimpah, namun terkendala pengiriman karena jalan yang rusak. Karena itu, peran pemerintah daerah untuk membantu mengendalikan inflasi sangat penting.
"Aturan pemerintah daerah sangat penting dalam melihat tingkat inflasinya, diukur dari pergerakan harga di titik pemantauan harga, mungkin karena enggak ada produksinya, atau enggak bisa sampai ke pasar karena infrastrukturnya jelek dan lain sebagainya," jelas suahasil.
Sekadar diketahui, pada 2014 sumbangan inflasi pangan sebesar 40 persen terhadap inflasi keseluruhan 8,3 persen. Porsinya naik jadi 60 persen dari inflasi 3,35 persen 2015 dan naik lagi jadi 70 persen dari total inflasi 3,02 persen pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News