Suasana konferensi pers Indef bertajuk 2 Tahun Nawacita: Lampu Kuning Daya Saing (Foto: MTVN/Angga Bratadharma)
Suasana konferensi pers Indef bertajuk 2 Tahun Nawacita: Lampu Kuning Daya Saing (Foto: MTVN/Angga Bratadharma)

Paket Kebijakan Ekonomi Belum Akselerasi Ekonomi Signifikan

Angga Bratadharma • 20 Oktober 2016 19:21
medcom.id, Jakarta: Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai sejumlah paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah tidak maksimal mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seharusnya, sejumlah paket kebijakan ekonomi bisa memperbaiki postur perekonomian sekarang ini.
 
Baca: Ini Fokus Utama Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIII
 
Peneliti Indef Eko Listiyanto menjelaskan, latar belakang dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi karena pada saat itu nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Hal itu berdampak cukup besar dan merembet ke sektor-sektor lainnya.

"Rupiah di September lalu itu terpuruk dan bank-bank juga sudah melakukan stress test yang akhirnya bank stres juga. Tapi, awal cerita paket kebijakan ekonomi itu karena memang di September lalu itu rupiah terpuruk," kata Eko, di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
 
Baca: Pemerintah Segera Terbitkan Paket Kebijakan Ekonomi ke 13
 
Ia tidak menampik stimulus berupa paket kebijakan ekonomi memang memunculkan harapan dan menimbulkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Paket kebijakan ekonomi juga diluncurkan dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang saat itu mengalami perlambatan.
 
Eko mencatat pemerintah pada dulu kala sudah mengeluarkan sejumlah stimulus sebelum Pemerintahan Jokowi-JK mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Adapun langkah itu dilakukan dengan harapan yang sama yakni memperbaiki postur perekonomian dan mengakselerasi pertumbuhan agar lebih maksimal.
 
Paket Kebijakan Ekonomi Belum Akselerasi Ekonomi Signifikan
Suasana konferensi pers Indef bertajuk 2 Tahun Nawacita: Lampu Kuning Daya Saing (Foto: MTVN/Angga Bratadharma)
 
"Yang unik dari pemerintah sekarang ini adalah ada sebanyak 13 paket kebijakan ekonomi dikeluarkan. Paket pertama dikeluarkan, lalu paket kedua dikeluarkan, dan seterusnya. Tapi, berdasarkan data, paket ekonomi tidak membuat pertumbuhan ekonomi signifikan," tutur Eko.
 
Baca: Apindo Nilai Efektivitas Paket Kebijakan Ekonomi Masih Rendah
 
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi belum mampu menembus angka 5,2 persen dari kuartal ke kuartal di 2016 ini. Atas dasar itu, dirinya menilai, sejumlah paket kebijakan ekonomi belum maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerintah perlu mencemati situasi dan kondisi ini.
 
"Dari data yang ada, dari pertumbuhan saja tidak signifikan. Triwulan kemarin hanya berapa tumbuhnya. Dari beberapa paket kebijakan ekonomi bisa dikatakan belum berhasil. Dalam jangka pendek saja bisa terlihat dari daya saing dan indeks kemudahan bisnis. Kalau jangka pendek tidak ada perubahan bagaimana jangka panjangnya," pungkas Eko.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan