Ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, perlambatan ekonomi memang dipengaruhi oleh faktor ekonomi global yang masih tertekan. Namun upaya yang dilakukan pemerintah ternyata belum sepenuhnya membuat ekonomi Indonesia tumbuh sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan.
"Ekonomi kita trennya stagnan meski pemerintah sudah lakukan upaya paket jilid 14. Tapi tetap susah dorong ekonomi di 2016 kemarin. Kita menilai paket hanya berdampak pada ekspektasi yang besar jangka pendek tapi tidak berbuah besar," katanya, di Kantor Indef, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis 9 Februari 2017.
Baca: Indef Sebut Implementasi Paket Kebijakan Ekonomi Belum Efektif
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari tahun sebelumnya dengan mencapai 5,02 persen. Namun ternyata upaya pemerintah belum sepenuhnya berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak didominasi konsumsi rumah tangga.
"Pertumbuhan ekonomi kita dari sisi pengeluaran sangat ditopang konsumsi rumah tangga, yang pertumbuhannya menyamai pertumbuhan ekonomi di mana tumbuh 5,1 persen. Artinya komponen-komponen lain, misalnya, belanja pemerintah untuk memberikan rangsangan tidak berjalan," jelas dia.
Baca: Menko Darmin Pamer Paket Kebijakan di Hadapan 600 Investor
Dirinya menambahkan, sektor ekonomi lainnya belum maksimal berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini yang pastinya harus diperbaiki pemerintah tahun ini agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya tumbuh tapi juga lebih baik.
"Artinya pemerintah enggak melakukan apa-apa ekonomi tumbuh, karena (konsumsi) masyarakat ini ekonomi tumbuh. Sementara investasi melambat, ekspor-impor, ekspornya turun lebih kecil dari impor," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News