Melemahnya ekonomi global tak luput dari beragam ancaman terkini seperti tingginya tingkat inflasi yang diikuti agresivitas tingkat bunga acuan bank sentral dan konflik geopolitik yang turut menambah beban pemulihan perekonomian dunia.
Perekonomian negara-negara maju diprediksi hanya akan tumbuh 1,3 persen tahun ini, separuh lebih rendah daripada angka pertumbuhan tahun lalu. Itu disebabkan 90 persen perekonomian negara maju diperkirakan akan melemah dan melahirkan ancaman peningkatan jumlah pengangguran.
Namun, lembaga pemberi pinjaman itu masih melihat titik terang dari keterpurukan ekonomi negara maju dan dunia. Perekonomian Asia digadang menjadi motor pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
Tiongkok dan India bahkan disebut akan berkontribusi hingga setengah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023. IMF memprediksi ekonomi 'Negeri Tirai Bambu' akan tumbuh 5,3 persen tahun ini, naik tiga persen dari pertumbuhan 2022.
Revisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dipicu pembukaan kembali perekonomian 'Negeri Panda' setelah mengunci diri akibat pandemi covid-19. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok disebut akan berdampak positif bagi negara-negara yang berhubungan perdagangan secara erat.
Ekonomi India diprediksi akan tumbuh 5,9 persen pada 2023. Angka itu sedianya lebih rendah daripada proyeksi yang dirilis sebelumnya di angka 6,1 persen. Pemangkasan disebabkan adanya hambatan di sisi konsumsi. Namun, secara keseluruhan ekonomi India dipandang cukup prospektif.
Baca juga: Dunia Makin Ngeri, IMF Ingatkan Risiko Perang Dingin Baru |
Ekonomi Indonesia
Selain Tiongkok dan India, IMF optimistis negara Asia lainnya akan memiliki pertumbuhan yang cukup kuat di tahun ini. Indonesia menjadi salah satu negara yang dinilai memiliki pertumbuhan solid pada 2023 dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai lima persen, naik dari proyeksi sebelumnya di angka 4,8 persen."Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu bright spot di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu melalui siaran pers, Kamis, 13 April 2023.
Sejalan dengan proyeksi IMF, lanjutnya, perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi dan penguatan. Sampai dengan Maret 2023, purchasing manager's index (PMI) manufaktur Indonesia konsisten berada di level ekspansif selama 19 bulan berturut-turut, pada saat PMI manufaktur global masih di zona kontraktif.
Di sisi konsumsi, indeks penjualan ritel dan keyakinan konsumen masih tinggi, dengan inflasi yang relatif moderat di tingkat 5,0 persen (year on year/yoy). Posisi eksternal Indonesia juga tetap sehat, didukung neraca perdagangan yang membukukan surplus dalam 35 bulan berturut-turut.
Sejalan dengan perputaran roda ekonomi yang positif, penerimaan negara tumbuh baik dibarengi dengan belanja negara yang lebih berkualitas. "Pemerintah terus berupaya menjaga momentum pemulihan dan stabilitas perekonomian nasional," tutur Febrio.
"Dengan kontribusi permintaan domestik yang besar, berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap berada pada level moderat menjadi sangat krusial untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat," lanjutnya.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Abdurohman mengatakan perlambatan kinerja ekonomi global tentu akan berdampak luas ke seluruh negara, tetapi bergantung erat pada derajat keterbukaan ekonomi mereka dan pasar tujuan ekspor mereka.
Indonesia disebut cukup beruntung lantaran eksposur global relatif tidak terlalu besar dan cukup dominan faktor permintaan domestiknya seperti konsumsi rumah tangga 54 persen, konsumsi pemerintah sembilan persen, dan investasi 30 persen, dari total PDB.
Sementara itu, komposisi ekspor Indonesia lebih banyak komoditas dan porsi consumer goods relatif kecil dengan pasar sebagian besar masih cukup kuat seperti India dan ASEAN.
"Tentu saja, dampaknya sedikit banyak akan terasa, tetapi tidak akan terlalu berat seperti banyak negara peers. Harus diingat juga, pertumbuhan global masih diproyeksikan positif tahun ini," terang Abdurohman.
Baca juga: Bank Dunia Naikkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2% di 2023, Ini Alasannya! |
Tetap antisipatif
Karena itu, lanjut Abdurohman, dalam jangka pendek pemerintah akan menjaga proses pemulihan ekonomi yang tengah menguat. Permintaan domestik yang selama ini menjadi motor penggerak utama ekonomi nasional akan terus dijaga. Itu juga sejalan dengan upaya pengendalian inflasi yang menjadi kunci utamanya.Dari sisi eksternal, peran aktif dan kuat dari Indonesia di berbagai forum kerja sama internasional turut dilakukan untuk ikut mendorong kerja sama multilateral yang lebih baik, inklusif, dan harmonis. Itu diperlukan untuk meminimalkan berbagai ekses disrupsi pada ekonomi global.
"Tahun lalu Indonesia banyak dipuji dunia internasional atas keberhasilan memimpin forum G20. Tahun ini Indonesia dipercaya kembali untuk memimpin ASEAN. Itu semua tentu saja untuk mendorong kerja sama kuat di bidang ekonomi dan keuangan untuk memaksimalkan peran faktor eksternal dalam mendorong kinerja ekonomi domestik," tutur Abdurohman.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan pemerintah akan terus memonitor transmisi dari dampak gejolak global. Gangguan di sisi perdagangan akibat kondisi global akan menjadi salah satu yang dicarikan upaya antisipasi oleh pengambil kebijakan.
Salah satu yang ditempuh ialah melalui kerja sama gotong royong melalui pembentukan Satuan Tugas Peningkatan Ekspor. Melalui satgas itu, pemerintah menyusun berbagai strategi seperti penguatan pasokan ekspor, diversifikasi pasar ekspor, strategi hilirisasi, penguatan pembiayaan, penguatan kerja sama internasional, dan pengembangan ekspor UMKM.
Perlambatan ekonomi dunia juga berpotensi memengaruhi nilai tukar. Untuk itu, lanjut Ferry, Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus menjalankan kebijakan yang prudent guna menjaga pergerakan nilai tukar tetap stabil dan berada pada tingkat fundamentalnya.
"Devisa negara juga akan terus dijaga untuk berada di level yang aman dengan berbagai strategi seperti perguatan aturan devisa hasil ekspor (DHE) dan peningkatan implementasi local currency settlement (LCS)," terangnya.
"Bank Indonesia juga terus memperhatikan kebijakan moneter global sehingga suku bunga yang ditetapkan (BI7DRR) mampu terus mencerminkan sinyal positif bagi investor asing," tambah Ferry.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah juga akan tetap memperkuat perekonomian domestik melalui upaya peningkatan konsumsi dalam negeri. Konsumsi domestik merupakan penyumbang utama PDB Indonesia dan menjadi determinan utama resiliensi ekonomi domestik di tengah gejolak ekonomi global.
"Untuk itu, pemerintah terus melakukan langkah aktif dalam menjaga daya beli masyarakat melalui perlinsos untuk kelompok rentan, menjaga nilai tukar, dan upaya extra effort untuk menjaga stabilitas harga (inflasi)," terang dia.
Baca juga: Kuat Gak Sih Indonesia Hadapi Resesi? Ini Kondisi Sebenarnya Ekonomi RI.. |
Indonesia mampu jaga stabilitas harga
Dari sisi inflasi, Indonesia sejauh ini masih mampu menjaga stabilitas harga domestik di tengah kenaikan inflasi yang tidak terkontrol di dunia. Koordinasi yang kuat di antara pemangku kepentingan dinilai menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan domestik sehingga harga komoditas penting dapat tetap stabil.Selain itu, lanjut Susiwijono, dukungan kebijakan sektoral diarahkan untuk meningkatkan produksi domestik, pengelolaan manajemen impor, pengelolaan cadangan pangan, penguatan kelembagaan petani, peningkatan baik konektivitas maupun infrastruktur perdagangan, dan peningkatan kerja sama antardaerah.
"Pemerintah juga akan terus mendorong investasi sebagai basis penguat ekonomi domestik. Prospek positif di berbagai bidang yang diiringi dengan berbagai kebijakan afirmatif yang dilakukan pemerintah seperti kebijakan reformasi struktural akan menjaga investasi terus masuk ke Indonesia," jelasnya.
"Terbukti, berbagai lembaga rating global seperti Moody's, R&I, dan Fitch tetap mempertahankan investment grade bagi Indonesia dan dengan outlook yang stabil. Kuatnya potensi investasi ini juga akan menjaga kinerja ekonomi domestik akan tetap tumbuh di tengah potensi resesi global," tambah Susiwijono.
Menjaga dan memperkuat perekonomian domestik dinilai menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi perlemahan ekonomi dunia. Karena itu, pemerintah dan pelaku usaha juga dituntut kreatif dan responsif untuk mengoptimalisasi peranan sumber pertumbuhan domestik tersebut.
"Tentu diperlukan market research yang menunjukkan bagaimana kemudian ketika produk yang dijual akan dialihkan ke pasar dalam negeri, termasuk dalamnya bagaimana komposisi dari harga faktor produksi yang menurut saya tentu akan berbeda antara dalam negeri dan pasar luar," ujar periset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet.
Penguatan pasar domestik juga membutuhkan kombinasi kebijakan yang memihak kepada pelaku usaha. Misal, kata Yusuf, itu dibuat melalui sisi fiskal berupa insentif yang dibutuhkan. Bahkan, kebijakan moneter pun dinilai dapat ambil bagian dalam hal itu.
"Dalam konteks moneter, tentu kebijakan ini bisa dijalankan ketika impresi berada pada tataran atau range yang ditargetkan oleh BI dan pemerintah itu sendiri sehingga upaya untuk menjaga inflasi di dalam negeri secara tidak langsung juga akan ikut menentukan bagaimana upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi di dalam negeri," lanjut Yusuf.
Selain memperkuat ekonomi domestik, pemerintah dapat mencari pangsa pasar baru untuk menjaga geliat perdagangan yang dalam tiga tahun terakhir cukup moncer. "Pemerintah perlu mencari pangsa pasar baru untuk produk-produk ekspor Indonesia yang selama ini menjadikan AS sebagai negara tujuan utama ekspor," lanjut Yusuf.
Diversifikasi pasar dan optimalisasinya dipandang perlu tak sekadar untuk mengantisipasi perlemahan ekonomi global, tapi juga memperkaya sumber pendapatan ekonomi nasional. Ini bisa ditempuh dengan memanfaatkan beragam perjanjian bilateral yang telah dan akan dilakukan pemerintah Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id