Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ilustrasi. Foto: Freepik.

Kuat Gak Sih Indonesia Hadapi Resesi? Ini Kondisi Sebenarnya Ekonomi RI..

Husen Miftahudin • 19 Januari 2023 13:35
Jakarta: Dari pelaku usaha hingga jagat maya beberapa pekan terakhir gempar soal isu resesi ekonomi dunia yang bisa berdampak bagi ekonomi Indonesia. Tak salah memang, karena Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
 
Selain itu, Indonesia juga berperan penting dari lalu lintas transaksi perdagangan internasional. Melalui ekspor dan impor, Indonesia memang cukup mengandalkan negara-negara luar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga pada saat yang sama meraup 'cuan' dari hasil perdagangan ke luar negeri.
 
Resesi ekonomi global

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Secara sederhana, resesi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
 
Sedangkan resesi ekonomi global, berarti resesi ekonomi yang terjadi di hampir sebagian besar negara-negara di dunia. Musababnya bermacam-macam, mulai dari pandemi covid-19 yang masih berlanjut, pengetatan moneter bank sentral di sebagian besar negara, hingga kondisi krisis geopolitik yang sampai saat ini belum juga berakhir.
 
Berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF), kemerosotan ekonomi global pada 2023 ini diprediksi akan terus berlanjut dengan kondisi yang mungkin lebih parah.
 
Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2022 tersebut, IMF memprediksi sepertiga perekonomian dunia termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok, akan mengalami resesi akibat dampak perang Rusia-Ukraina serta dampak pandemi yang berkepanjangan di beberapa wilayah.
 
Baca juga: Ada 47 Negara Jadi 'Pasien' IMF, Bagaimana dengan Indonesia?

 
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada 30 November 2022 menyatakan optimismenya terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Secara mendasar, ekonomi dalam negeri tengah pulih dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan serta krisis global.
 
"Tiga puluh bulan kita melawan covid, dan kini dihadapkan pada gejolak global. Indonesia mampu bertahan dan kini pulih. Stabilitas tetap terjaga, dengan pertumbuhan ekonomi tinggi bahkan lebih baik dari banyak negara lain," tegas Perry kala itu.
 
Seiya sekata, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengamini pernyataan Perry. Bahkan Kepala Negara pede (percaya diri) ekonomi nasional di 2022 akan tumbuh hingga 5,3 persen secara tahunan (yoy). Angka tersebut jelas jauh lebih besar dibandingkan 2021 maupun 2020 saat pandemi covid-19 tengah booming di negeri ini.
 
Pada 2021, realisasi ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan pada 2020 pertumbuhan ekonomi RI mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen secara tahunan (yoy).
 
"Tahun lalu bisa kita lalui dengan baik. Pertumbuhan di kuartal ketiga di 5,72 persen. Kemungkinan nanti jatuh di rata-rata tahunannya sekitar 5,2 persen atau 5,3 persen," ucap Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka beberapa waktu lalu.
 
Dari Perry, Menteri Ekonomi, hingga Jokowi optimistis Indonesia bisa tahan terhadap resesi ekonomi global. Apa sih latar belakangnya? Bukankan resesi ini mengintai banyak negara?
 
Dikutip dari laman Instagram terverifikasi @bank_indonesia, terdapat sejumlah indikator yang membuat Indonesia tahan terhadap guncangan krisis dan resesi di dunia. Diantaranya adalah,
 
1. Perkembangan domestik
Hasil survei Bank Indonesia terkini menunjukkan perekonomian domestik tetap baik. Hal ini tercermin antara lain dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat.
 
Selain itu, juga didorong oleh kinerja eceran yang tumbuh positif, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang tetap kuat, serta Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal IV-2022 yang mencatat nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 10,27 persen.
 
2. Ketahanan eksternal
Ada beberapa faktor yang membuat ketahanan eksternal Indonesia terjadi, pertama, transaksi berjalan kuartal IV-2022 yang diprakirakan kembali mencatatkan surplus sejalan dengan kinerja neraca perdagangan yang tetap baik. Neraca perdagangan November 2022 mencatat surplus sebesar USD5,2 miliar.
 
Kemudian, aliran masuk modal asing di investasi portofolio secara perlahan mulai terjadi pada November sampai Desember 2022. Posisi cadangan devisa Indonesia yang tercatat meningkatkan menjadi USD134 miliar pada akhir November 2022 juga mendorong ketahanan eksternal Indonesia.
 
Secara keseluruhan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2022 diprakirakan tetap terjaga didukung surplus transaksi berjalan dalam kisaran 0,4 persen sampai 1,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Kinerja NPI pada 2023 juga diprakirakan tetap baik ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial serta transaksi berjalan yang solid dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB.
 
Baca juga: Tabungan yang Harus Kamu Punya di 2023

 
3. Likuiditas perbankan dan perekonomian memadai
Ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada November 2022 mencapai 30,42 persen sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia usaha.
 
Selain itu, likuiditas perekonomian juga tetap sejalan dengan kegiatan ekonomi, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 11,7 persen (yoy) dan 9,5 persen (yoy).
 
4. Kebijakan Bank Indonesia 2023
Kebijakan moneter pada tahun ini sendiri akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sementara kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta program ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan (pro-growth).
 
Gimana sobat Medcom? Makin optimis dong dengan berlanjutnya pemulihan perekonomian..
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif