"Suku bunga acuan BI diperkirakan akan dipertahankan di level 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Desember ini," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede, kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Saat ini, lanjutnya, tingkat suku bunga acuan masih konsisten dengan tujuan BI untuk menjangkar inflasi pada tahun depan. Diperkirakan pergerakan tingkat inflasi di 2017 akan meningkat karena kenaikan harga yang diatur pemerintah.
Baca: Memahami Apa Itu Reverse Repo dan BI Rate
"Selain itu ketidakpastian kebijakan ekonomi AS masih akan berlangsung hingga Donald Trump dilantik dan memulai pemerintahannya pada awal tahun depan. Dengan demikian, ruang pelonggaran kebijakan moneter cenderung terbatas dalam jangka pendek ini," jelas dia.
Di sisi lain, ada kemungkinan jika the Fed mengisyaratkan kecepatan dari kenaikan suku bunga acuan mereka pada 2017. Kondisi itu menyesuaikan dengan janji-janji yang masuk dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump.
Baca: Menko Darmin Imbau BI Tidak Bermanuver
Untuk itu, Josua menilai jika tahun depan kebijakan suku bunga BI akan dilakukan secara flat. Selain untuk menjaga stabilitas mata uang rupiah yang cenderung akan terdampak kebijakan AS, hal ini juga untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia tetap bertahan di tengah ketidakpastian yang masih akan berlanjut di AS.
Baca: BI Turunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate Jadi 5%
"Karena ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbatas, sehingga suku bunga acuan BI cenderung flat pada tahun depan mempertimbangkan kenaikan ekspektasi inflasi serta upaya dalam menjaga stabilitas rupiah di tengah tren pengetatan kebijakan moneter AS," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News