Adapun suku bunga acuan yang tidak berubah sejalan dengan rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve atau the Fed yang mulai mempertajam untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan pada Desember 2016 ini. Rencana itu seperti yang dilontarkan oleh Ketua the Fed Janet Yellen.
"BI tidak menurunkan lebih jauh suku bunganya itu sudah pas dalam situasi seperti ini," tegas Darmin, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).
Baca: Menkeu Nilai Keputusan Mempertahankan 7 Day Repo Tepat
Menurutnya jika otoritas moneter mengambil langkah menurunkan kembali suku bunga acuan maka ditakutkan akan tidak sejalan dengan kebijakan yang tengah diambil pemerintah dalam situasi saat ini. "Kalau kita bermanuver sekarang, takutnya berlawanan dengan kebijakan kita," ujar dia.

Sumber: Bank Indonesia
Lebih jauh, sebagai mantan Gubernur BI dirinya mengimbau, kebijakan moneter yang diambil untuk kedepannya maka BI harus melihat arus dana yang bergerak apakah dalam level tinggi atau tidak. Jika arus dana yang bergerak tinggi maka tidak salahnya suku bunga acuan dipertahankan.
Baca: BI Pertahankan 7 Day Repo di Level 4,75%
"Ini kan bergeraknya akan lebih tinggi dari normalnya sehingga jangan bermanuver. Karena kalau bermanuver, nanti akan ada lawannya, repot kita," jelas dia.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 16-17 November 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) di level 4,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility (DF) empat persen dan Lending Facility (LF) 5,5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News