Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

BI Cermati Gerak Ekonomi Tiongkok dan Kebijakan The Fed

Eko Nordiansyah • 01 Desember 2016 12:24
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) akan mencermati kondisi eksternal yang akan memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia di 2017. Setidaknya bank sentral terus memantau kondisi ekonomi Tiongkok yang diperkirakan mengalami pemulihan serta kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
 
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, perbaikan ekonomi Tiongkok akan mendorong harga komoditas lebih baik. Sementara itu, kebijakan suku bunga AS akan memengaruhi gerak likuiditas di global yang akan berdampak ke negara berkembang termasuk Indonesia.
 
"Indonesia bagian dari emerging market. Ini kenapa penting sekali kita harus memperhatikan Tiongkok dan (suku bunga) Fed di 2017," kata Mirza, di Hotel Indonesia Kempinski, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).

Baca: BI Yakin Demo Tidak Ganggu Volatilitas Rupiah
 
BI memperkirakan ekonomi Tiongkok akan melanjutkan perbaikan meski masih akan berjalan lambat seperti di 2016. Perbaikan kondisi ekonomi Tiongkok, dirinya berharap, akan mendorong kenaikan harga komoditas yang akan memengaruhi ekonomi di negara-negara yang mengandalkan sumber daya alam sebagai penggerak ekonominya.
 
BI Cermati Gerak Ekonomi Tiongkok dan Kebijakan The Fed
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
 
"Estimasi Tiongkok akan melanjutkan pemulihan, bisa menumbuhkan optimisme harga komoditi pulih. Revisi ke atas perkiraan harga komoditi di 2017. Dengan asumsi ada pemulihan ekonomi Tiongkok di kisaran yang sehat 6,5 hingga 6,7 persen, ini pun pemulihan harga komiditi berlanjut," jelas dia.
 
Baca: DPR Fit and Proper Test 3 Calon Deputi Gubernur BI
 
Sementara itu, terkait kebijakan the Fed yang diprediksi akan menaikan suku bunga dua kali tahun depan masih bisa berubah. Ini tergantung bagaimana Presiden AS terpilih Donald Trump akan mengarahkan kebijakan ekonomi AS sehingga juga memengaruhi arah kebijakan the Fed di 2017.
 
"Mungkin semua memperkirakan bahwa Fed hanya naik di Desember, tahun depan naik dua kali. Bahkan ada yang bilang naik satu kali. Analisa-analisa tersebut sekarang harus ditinjau kembali karena kita mau memastikan, semua global mau memastikan ke mana arah ekonomi AS, karena akan memengaruhi arah kebijakan Fed," pungkasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan