Ketua DK-OJK Muliaman D Hadad (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Ketua DK-OJK Muliaman D Hadad (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

OJK: Pertumbuhan Ekonomi Global Terlalu Lambat

Gervin Nathaniel Purba • 20 Oktober 2016 05:36
medcom.id, Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa menurunnya pertumbuhan ekonomi global dikeluhkan oleh semua negara yang hadir dalam pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank beberapa waktu yang lalu.
 
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Muliaman D Hadad mengatakan dampak pelemahan ekonomi dunia diprediksikan akan terus berlanjut. Dampak pelemahan ini sudah dirasakan oleh semua negara, termasuk Indonesia.
 
"Terlalu lambat dan terlalu panjang. Dampak ini sudah dirasakan di banyak negara. Terlalu lambat dan terlalu panjang ini akan meningkatkan ketimpangan ekonomi yang menyebabkan ekonomi negara tidak bergerak," ujar Muliaman, di Hotel JW Marriott, Jakarta Selatan, Rabu (19/102016) malam.

Baca: OJK Berharap Integrasi ASEAN Dimanfaatkan Industri Keuangan Indonesia
 
Pertumbuhan ekonomi global yang terlalu rendah dan terlalu panjang ini, lanjut Muliaman, hanya memberikan keuntungan yang tidak merata dan mempunyai implikasi yang luas. Hal ini yang dikeluhkan oleh semua negara saat pertemuan tahunan IMF beberapa minggu lalu.
 
"Kita menduga tahun depan mungkin (pertumbuhan ekonomi global) tidak ekstraordinary. Sehingga isu too low too long kelihatannya bisa terjadi kecuali kita berbuat sesuatu," tegasnya.
 
OJK: Pertumbuhan Ekonomi Global Terlalu Lambat
Ketua DK-OJK Muliaman D Hadad (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
 
Dirinya menambahkan, agar pertumbuhan ekonomi global bisa bangkit secara kolektif maka pada pertemuan tersebut digagas untuk membuka akses layanan keuangan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (Small Medium Enterprise/SME). Kebijakan tersebut dapat memanfaatkan potensi ekonomi domestik yang berkembang.
 
"Potensi pertumbuhan semakin besar. Kesenjangan akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi akan merata," ucapnya.
 
Baca: OJK tak Batasi Bunga Perusahaan Pegadaian
 
Adapun dirinya senang lantaran kebijakan memperluas akses keuangan terhadap pelaku SME sudah ditetapkan Presiden RI dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dalam  Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016. Dengan demikian, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi terus membesar dengan pelaku SME yang menjadi andalannya.
 
Malahan, ia menyebutkan, paket kebijakan ekonomi berikutnya akan lebih banyak mengatur membuka akses layanan keuangan. "Paket kebijakan ekonomi 14 lebih bisa mendorong buka akses layanan keuangan pelaku SME. Membuka besar akses layanan, sehingga bisa berpotensi bergerak maju bisa siap mengambil peluang yang ada," tutupnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan