"Tentu saja langkah bilateral ini didorong agar tidak berarti di 2020 dipaksakan. Tapi karena bilateral-bilateral sudah ada, jadi 2020 lebih mudah, karena semangatnya menuju itu," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Dirinya menambahkan, Indonesia telah membuka akses kerja sama industri keuangan dengan Malaysia. Hubungan kerja sama yang dijalin akan memudahkan kedua negara untuk saling terintegrasi satu dengan yang lainnya.
"Beberapa langkah maju juga mewarani perjanjian bilateral itu karena batasan-batasan yang ramai, menjadi sangat terbuka. Jadi tidak ada lagi pembatasan kantor cabang dan ATM. Tinggal apa yang sudah dibuka itu dimanfaatkan," jelas dia.
Selain Malaysia, pemerintah tengah menjajaki proses kerja sama bilateral dengan negara lain di ASEANm misalnya, saja dengan Myanmar, Kamboja Vietnam, dan Singapura. Bahkan OJK telah melakukan pertemuan dengan Thailand.
Jalinan kerja sama dengan Thailand menjadi sangat penting karena bisa menjadi langkah awal kerja sama dengan negara lain disekitarnya. Ini akan membuat peluang yang dimiliki industri keuangan nasional semakin terbuka untuk memperluas pasarnya.
"Thailand menjadi penting, karena menjadi batu loncatan untuk masuk Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar. Karena agak sulit kalau ke negara-negara itu langsung. Basis Bangkok itu jadi penting untuk loncatan ke negara tetangganya, karena bisnis Bangkok dengan negara tetangganya sangat dominan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News