Proyeksi ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 sebesar 4,7 persen. Bahkan Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi kuartal IV-2016 sebesar 4,9 persen sehingga secara keseluruhan di 2016 adalah lima persen.
"Diasumsikan pada kuartal IV-2016 itu kita tumbuh minimal bisa 4,7 persen. Di 2016 ini untuk Indonesia pertumbuhan ekonomi diperkirakan lima persen atau lebih di atas itu sedikit," kata Ani, biasa ia disapa, saat melakukan rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Baca: Ekonomi Diprediksi Membaik, Kesenjangan Jadi Perhatian Utama di 2017
Dirinya menjelaskan, salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi tahun lalu adalah membaiknya konsumsi rumah tangga. Hal ini tidak terlepas dari pencapaian inflasi 2016 yang rendah dibandingkan dengan satu dekade terakhir dengan 3,02 persen.
Baca: Menkeu: Indonesia Tidak Hanya Jakarta dan Pulau Jawa
Selain itu, penggerak ekonomi tahun lalu berasal juga dari penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sayangnya, pemotongan belanja pemerintah di APBN harus dilakukan pada tahun lalu.
Pemotongan anggaran, kata dia, dipengaruhi oleh asumsi kekurangan penerimaan negara sebagaimana yang tercatat di APBN 2016. Meski begitu, Sri Mulyani meyakinkan jika pertumbuhan ekonomi pada 2016 akan lebih baik dibanding dengan 2015.
Baca: Indonesia Dituntut Siap Mental Menghadapi Ekonomi Global
"Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di 2016 masih bisa lebih besar dari 2015. Pemotongan ini dilakukan secara efektif, dan tidak berpengaruh besar terhadap perekonomian kita," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News