Ilustrasi tips berinvestasi - - Foto: Medcom
Ilustrasi tips berinvestasi - - Foto: Medcom

Simak Cara Memilih Investasi Reksa Dana bagi Pemula

Husen Miftahudin • 21 November 2020 18:59
Jakarta: Sebagai salah satu instrumen investasi, reksa dana memang cukup direkomendasikan bagi para pemula karena dana para investor akan dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman. Selain punya instrumen investasi yang terdiversifikasi otomatis, berinvestasi reksa dana juga bisa dengan modal awal investasi yang kecil, bisa ditop-up dan dicairkan kapan saja, serta bebas pajak.
 
Jika dilihat dari portofolio efeknya, reksa dana memiliki banyak jenis. Selain reksa dana pasar uang, ada pula reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana dengan penjaminan, hingga Exchanged Traded Fund (ETF).
 
Berikut sejumlah tips dan trik memilih reksa dana bagi pemula yang dirangkum dari Financial Educator dan Periset Lifepal.co.id, Aulia Akbar:

Kenali manajer investasi reksa dana
 
Prospektus dalam sebuah produk reksa dana berisikan banyak hal terkait strategi pengelolaan reksa dana, pembatasan investasi, hingga orang-orang di balik perusahaan manajer investasi tersebut. Mencari tahu soal rekam jejak manajer investasi (MI) adalah hal wajib yang harus dilakukan investor.
 
"Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, sangat mudah untuk mengetahui apakah MI yang kita tuju pernah terlibat kasus, atau pelanggaran hukum lainnya," ungkap Aulia dalam risetnya yang dikutip Sabtu, 21 November 2020.
 
Ketahui pula, jumlah dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) perusahaan manajer investasi tersebut. Besarnya AUM menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap MI. Sebab, tidak mungkin investor mempercayakan dana mereka dikelola oleh MI yang kinerjanya buruk.
 
Cari benchmark untuk mengukur performa reksa dana
 
Data historis seputar imbal hasil sebuah reksa dana secara bulanan hingga tahunan tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk memilih produk reksa dana. Hal ini bisa dilakukan dengan membandingkan melalui beberapa acuan atau benchmark.
 
Kinerja reksa dana yang disertai benchmark bisa ditemukan pada fund fact sheet produk reksa dana. Namun hal ini bisa dilakukan dengan membandingkannya secara mandiri dengan menggunakan benchmark sebagai berikut:
 
1. Reksa dana pasar uang vs bunga deposito. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang memiliki underlying asset atau aset dasar berupa instrumen pasar uang. Beberapa di antaranya adalah deposito dan surat utang jangka pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun.
 
Kinerja reksa dana pasar uang memang tergolong lebih stabil ketimbang reksa dana lainnya. Satu-satunya cara untuk mengukur performa reksa dana adalah dengan membandingkannya dengan deposito bank umum.
 
2. Reksa dana campuran vs saham dengan IHSG. Jika reksa dana yang Anda beli adalah reksa dana saham, maka Anda bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mengukur performanya.
 
Ketika kinerjanya bisa mengalahkan IHSG secara konsisten, maka hal itu bisa Anda pertimbangkan. IHSG pun bisa dijadikan benchmark untuk mengukur performa reksa dana campuran, asalkan komposisi portofolio efek di reksa dana campuran tersebut, sebagian besarnya adalah saham.
 
3. Reksa dana pendapatan tetap vs indeks obligasi. Sementara itu, untuk reksa dana pendapatan tetap, benchmark berupa Indonesian Indeks Obligasi Pemerintah, Indeks Obligasi Korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Semuanya tergantung isi dari underlying asset dari reksa dana pendapatan tetap yang dipilih.
 
Ketika sebagian besar underlying asset adalah obligasi pemerintah, maka Indeks Obligasi Pemerintah bisa menjadi benchmark. Namun ketika obligasi swasta yang lebih banyak, Indeks Obligasi Korporat boleh dijadikan acuan.
 
 
Halaman Selanjutnya
Perhatikan sharpe ratio


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan