Mengutip data Jisdor milik Bank Indonesia, Sabtu, 21 Januari 2023, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 16 Januari berada di posisi Rp15.019 per USD. Kemudian pada Selasa, 17 Januari, mata uang Garuda tertekan ke level Rp15.154 per USD. Lalu pada Rabu, 18 Januari, kurs rupiah menguat ke Rp15.137 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 19 Januari, nilai tukar rupiah kembali menguat ke level Rp15.113 per USD. Kemudian di akhir pekan atau pada Jumat, 20 Januari, mata uang Garuda melemah tipis ke Rp15.121 per USD. Kurs rupiah belum mampu konsisten menguat di pekan ini meski BI memberikan tenaga tambahan berupa kenaikan suku bunga acuan.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen.
Baca: Kuat Gak Sih Indonesia Hadapi Resesi? Ini Kondisi Sebenarnya Ekonomi RI.. |
Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur ini merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.
Bank Indonesia meyakini kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen ini memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I-2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa Term Deposit (TD) valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News