Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Desi Angriani.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Desi Angriani.

BEI Cetak Sejarah Baru di Penghujung 2021

Husen Miftahudin • 30 Desember 2021 22:05
Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di sepanjang tahun ini berhasil mencetak sejarah baru bagi perjalanan pasar modal Indonesia. Meski dihadang pandemi covid-19, pasar modal Indonesia di 2021 ini justru menunjukkan kecemerlangannya.
 
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengungkapkan, hingga akhir 2021 aktivitas perdagangan saham terus bertumbuh secara positif, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus bergerak stabil dan cenderung meningkat dibandingkan pada kuartal III-2021.

Kinerja IHSG

Sebagai gambaran, per 29 Desember 2021, IHSG berada di level 6.600,68 atau meningkat 10,40 persen (ytd). Bahkan pada kuartal IV-2021 ini, tepatnya di 22 November 2021, IHSG sempat menembus rekor baru di level 6.723,39, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.
 
"Kapitalisasi pasar saham per 29 Desember 2021 mencapai Rp8.275 triliun atau meningkat 18,72 persen secara ytd," ujar Inarno dalam Penutupan Perdagangan BEI 2021, Kamis, 30 Desember 2021.

Aktivitas perdagangan juga mencatatkan rekor-rekor baru, di antaranya frekuensi transaksi harian tertinggi terjadi pada 9 Agustus 2021 yang mencapai 2,14 juta kali transaksi, volume transaksi harian tertinggi yang mencapai 50,98 miliar saham di 9 November 2021, dan kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp8.354 triliun di 13 Desember 2021.
 
Sementara dari sisi supply, juga terdapat peningkatan dari jumlah emiten baru maupun aktivitas penawaran umum dibandingkan akhir 2020. Ada sebanyak 192 aktivitas penawaran umum selama 2021, dengan 55 di antaranya merupakan emiten baru.
 
Adapun 192 emisi tersebut terdiri dari 52 Penawaran Umum Perdana Saham, enam Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 44 Penawaran Umum Terbatas, 37 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Tahap I, serta 53 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Tahap II. Total nilai penghimpunan dana hasil penawaran umum tersebut sebesar Rp358,43 triliun.
 
 
 

Investor pasar modal

Dari sisi demand juga terjadi peningkatan jumlah investor pasar modal secara signifikan di sepanjang 2021. Per 29 Desember 2021, jumlah investor tercatat sebanyak 7,48 juta atau meningkat sebesar sebesar 92,70 persen dibandingkan akhir 2020 yang tercatat hanya sebesar 3,88 juta. Jumlah ini meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan akhir 2017.
 
"Peningkatan jumlah investor ini didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun yang mencapai sekitar 59,98 persen dari total investor," paparnya.
 
Nilai pengelolaan investasi di pasar modal juga mengalami peningkatan. Hingga 28 Desember 2021, terdapat peningkatan NAB Reksa Dana sebesar 0,67 persen dari sebelumnya pada akhir 2020 tercatat Rp573,54 triliun naik menjadi Rp577,41 triliun.
 
Pada periode yang sama, total Asset Under Management (AUM) Reksa Dana, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dana Investasi Real Estate (DIRE), KIK Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), KIK Efek Beragun Aset (EBA), serta KIK Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) juga mengalami peningkatan sebesar 2,51 persen, dari sebelumnya sebesar Rp827,43 triliun per 30 Desember 2020 menjadi Rp848,20 triliun.
 
"Jumlah total produk RDPT, KIK DIRE, KIK DINFRA, KIK EBA, KIK EBA-SP, ETF dan KPD per 28 Desember 2021 sebanyak 723 dengan jumlah total nilai dana kelolaan Rp270,79 triliun," urai Inarno.

Industri pasar modal syariah

Sementara dari industri pasar modal syariah, per 29 Desember 2021, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,80 persen dibandingkan posisi 30 Desember 2020 yang sebelumnya mencapai 177,48 poin menjadi 189,55 poin.
 
Jumlah saham syariah yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah juga tercatat mengalami peningkatan, dari sebelumnya sebanyak 441 efek syariah per 30 Desember 2020 menjadi sebanyak 494 efek syariah pada 29 Desember 2021.
 
Pada periode yang sama, kapitalisasi pasar saham syariah juga mengalami pertumbuhan sebesar 19,36 persen, dari sebelumnya sebesar Rp3.344,93 triliun menjadi Rp3.992,66 triliun per 29 Desember 2021.
 
Pertumbuhan Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan instrumen baru untuk mendukung pelaku UMKM dalam memperoleh pendanaan melalui pasar modal juga tercatat mengalami peningkatan. Hingga 29 Desember 2021, terdapat tujuh penyelenggara (penyedia platform) yang memperoleh izin OJK.
 
Jumlah ini meningkat 75 persen dibandingkan per 30 Desember 2020 yang hanya tercatat sebanyak empat penyelenggara. Pada periode yang sama, jumlah penerbit atau pelaku UMKM yang berhasil menghimpun dana juga meningkat 48,84 persen, dari sebelumnya 129 perusahaan per 30 Desember 2020 menjadi 192 perusahaan.
 
"Dari sisi pemodal juga mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebesar 319,49 persen, dari sebelumnya 22.341 pemodal per 30 Desember 2020 menjadi 93.719 pemodal. Total dana yang dihimpun juga meningkat sebesar 114,92 persen, dari Rp191,2 miliar menjadi Rp410,9 miliar," tutup Inarno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan