Co-Founder and CMO Lifepal.co.id Benny Fajarai. Foto: dok Lifepal.
Co-Founder and CMO Lifepal.co.id Benny Fajarai. Foto: dok Lifepal.

Yuk, Jaga Mental saat Berinvestasi

Ade Hapsari Lestarini • 12 Juni 2021 14:26
Jakarta: Banyak investor ahli dalam berbagai analisis. Tetapi, banyak juga yang gagal dan mengalami kerugian dalam berinvestasi saham. Salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan yang membentuk bias psikologi, kebiasaan investasi, atau persepsi dari seorang investor.
 
Padahal, keputusan investasi seharusnya tidak dilakukan dengan cara menebak-nebak, karena pasar saham sangat fluktuatif. Karena itu, bekal pengetahuan analisis saja tidak cukup, tetapi harus dilengkapi dengan kesiapan mental untuk berani menanggung risiko, tidak terlalu euforia ketika mendapatkan hasil yang spektakuler, sangat diperlukan dalam berdagang saham.
 
Co-Founder and CMO Lifepal.co.id, Benny Fajarai CFP®, CIP, dalam IG Live bersama Medcom.id, Selasa, 8 Juni 2021 lalu mengungkapkan, ada tiga hal yang mesti diperhatikan sebelum mulai berinvestasi agar kesehatan mental tetap terjaga.

1. Memiliki rencana jangka panjang

Sebelum memulai berinvestasi, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah, punya tujuan jangka panjang. Jadi jangan melihat jangka pendek yang akan membuat galau, tapi simak juga jangka panjangnya.

Tujuan dari investasi jangka panjang ini adalah untuk mendapatkan penghasilan pasif dalam setiap periode, seperti bunga, dividen atau bunga sewa. Juga mengarahkan dana khusus dan yang paling penting meminimalkan risiko. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat sasaran agar investasi Anda minim risiko dan mendulang untung yang maksimal.
 
Cari tahu lebih dalam mengenai investasi yang akan Anda ambil nanti. Jangan sampai Anda tidak paham betul instrumen investasi yang diambil yang nantinya bisa menimbulkan kerugian besar.

2. Manage ekspektasi kita

Anda juga harus paham betul sampai di tingkat toleransi seperti apa yang sanggup Anda hadapi terhadap risiko yang ada.
 
Maunya untung cepat lalu memilih investasi yang cukup agresif. Tapi, saat melihat fluktuasi harga pasar, Anda stres sendiri. Atau, lihat harga instrumen turun sedikit saja langsung panik dan langsung mau menjualnya.
 
Jangan sampai kita menaruh ekspektasi yang tidak realistis, ingin keuntungan sampai 100 persen. Contohnya di Indonesia 15-35 persen itu sudah investor bagus, sudah di atas rata-rata. Tentunya ada yang hoki dan kalkulasinya bagus.
 
"Kalau yang sudah berinvestasi di awal 2020 ketika market sedang down, tentunya sedang meraih keuntungan sampai 40 persen. Tapi jangan sampai merasa untung sebesar itu akan terjadi di setiap tahun, akhirnya mulai ambil high risk investment," kata Benny.

3. Investor harus dibekali pemahaman dasar

Sebagai seorang investor, Anda juga harus memiliki bekal pengetahuan berupa data dan fakta yang kita cari tahu sendiri.
 
"Investor harus punya basic skill tentang accounting dan pemahaman kinerja perusahaan. Biasanya dari membaca laporan keuangan, mengamati bisnis perusahaan yang diinvestasikan. Dari basic dulu sudah tahu, lalu mulai men-develop bagaimana mendalami fundamental perusahaan dan mengerti me-manage risiko," jelas Benny.
 
Lebih lanjut, peraih Forbes 30 Under 30 Asia untuk para pemimpin muda yang berpengaruh itu mengungkapkan, ada dua sisi psikologi yang harus dijaga setiap investor.
 
"Pertama adalah sisi greed kita (rasa rakus), dan kedua sisi fear (ketakutan) kita. Biasanya dua sisi tersebut akan ganti-gantian bersinambungan tergantung kondisi pasar," tutur Benny.
 
Dengan kedua sisi tersebut, sambung Benny, itulah pentingnya untuk investor memiliki pemahaman terhadap pasar saham.
 
"Ketika melawan greed dan fear inilah kita jangan mudah terpengaruhi oleh yang bukan fundamental perusahaan kita. Jadi lebih baik beli atau jual pelan-pelan, tidak sangat rakus atau sangat takut. Sehingga, mental confidence pun akan terbentuk ketika kita tahu punya skill atau paham. Jadi ada balance agar stabil," imbuh Benny.
 
 

Untuk memulai berinvestasi, Benny kembali mengingatkan, hal yang harus Anda lakukan adalah mengetahui terlebih dahulu tujuan investasinya. Apakah jangka panjang, pendek atau menengah. Daripada bingung, mari kita kenali investasi berdasarkan tujuan-tujuannya:

Investasi jangka pendek

Tujuan jangka pendek dalam kurun waktu satu atau dua tahun ke depan, ada yang ingin mempersiapkan biaya pernikahan, bayar DP rumah atau beli mobil, atau mungkin menambah jumlah aset lancar.
 
Jika ingin meraih keuntungan investasi dalam jangka pendek, maka Anda harus memilih instrumen investasi yang fluktuasinya rendah dan memberikan imbal hasil cenderung stabil.
 
Anda juga bisa memilih instrumen investasi yang likuid atau mudah dikonversikan dalam bentuk uang dengan cepat. Misalnya, reksa dana pasar uang, obligasi pemerintah, dan deposito.

Investasi jangka menengah

Anda bisa memilih instrumen investasi yang sedikit lebih fleksibel dalam jangka waktu menengah bila ingin mengumpulkan biaya sekolah anak dalam tiga atau lima tahun ke depan, atau melanjutkan studi ke jenjang S2.
 
Adapun jenis pilihan investasinya berupa reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, P2P lending atau valas.

Investasi jangka panjang

Pilihan investasi jangka panjang sangat fleksibel dalam hal fluktuasi nilai dan likuiditas. Sebab, hasil investasi ini baru akan kamu nikmati enam tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun ke depan.
 
Seluruh instrumen investasi jangka pendek atau menengah bisa dipilih untuk jangka panjang. Ada tiga instrumen penting yang dinilai pas untuk jangka panjang yaitu, saham, reksa dana saham, properti dan emas.
 
Di kesempatan sama, Benny juga mengimbau agar tidak memilih produk proteksi campuran antara asuransi dan investasi seperti unit link. Pasalnya, produk yang diperjualbelikan itu tidak murni asuransi, melainkan digabung dengan investasi. Sehingga seringkali orang salah arti bahwa asuransi adalah investasi.
 
"Karena porsi investasinya terlalu besar, jadinya manfaat asuransi terlalu kecil. Untuk itu, kalau mau investasi, investasi saja. Asuransi beli yang murni saja," jelasnya.
 
Note: artikel ini ditulis oleh Benny Fajarai CFP®, CIP, Co-Founder dan CMO Lifepal, sebagai bagian dari kolaborasi dengan Lifepal.co.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan