Bos Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Bos Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Mengenal Fajrin Rasyid, Bos Bukalapak yang Jadi Direktur Telkom

Annisa ayu artanti • 19 Juni 2020 18:22
Jakarta: Salah satu pendiri e-commerce Bukalapak, Muhammad Fajrin Rasyid, menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Dia didaulat menjadi Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 
Siapa sosok Muhammad Fajrin Rasyid?
 
Berdasarkan catatan Medcom.id, Jumat, 19 Juni 2020, Fajrin sapaan akrab pria tersebut, adalah salah satu pendiri Bukalapak bersama Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono pada 2010 lalu.

Berawal dari toko daring kecil yang berkantor di ruko, Fajrin bersama pendiri lainnya mengantarkan Bukalapak menjadi salah satu startup unicorn Tanah Air pada 2017.
 
Baca: Empat Unicorn Indonesia Dikira Milik Singapura
 
Fajrin merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung dengan IPK 4.
 
Mengutip LinkedIn, karier pertama Fajrin adalah sebagai konsultan di Boston Consulting Group, Ia bertanggung jawab untuk memberikan masukan soal dinamika industri di Asia Tenggara. Ia berkarier di Boston Consulting Group selama satu tahun enam bulan.
 
Setelah itu, ia bergabung dengan Achmad Zaky dan Nugroho Hercahyono untuk membuat platform belanja online, Bukalapak. Selama tujuh tahun, ia menduduki jabatan Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak.
 
Saat Achmad Zaky mengundurkan diri dari Bukalapak pada 2019, ia menjabat sebagai Co-Founder dan Presiden Bukalapak yang bertanggung jawab atas inisiatif strategi perusahaan dan rencana jangka panjang serta kemitraan dengan pihak eksternal.
 
Selain menempuh pendidikan S1 di ITB, Fajrin juga sempat melanjutkan pendidikan ke Harvard Business School dan Stanford University Graduate School of Business.
 
Baca: Achmad Zaky Mundur, Rachmat Kaimuddin CEO Baru Bukalapak
 
Bukalapak
 
Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010. Momentum Bukalapak adalah ketika tren pengguna sepeda lipat melonjak pada 2010. Pada saat itu, terdapat komunitas yang menjual berbagai sepeda dan aksesorisnya dengan harga terjangkau, sehingga meramaikan dan meningkatkan pertumbuhan pengguna di Bukalapak secara signifikan.
 
Dengan pertumbuhan yang signifikan, setelah berdiri kurang lebih satu tahun, Bukalapak mendapat tambahan modal dari Batavia Incubator yaitu perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator, dan Corfina Group.
 
Kemudian pada 2012, Bukalapak juga menerima tambahan investasi dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu. Tak hanya itu, selang dua tahun kemudian, pada Maret 2014, Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures yang merupakan bagian dari pendanaan Seri A.
 
Baca: Usai Disuntik Dana dari Shinhan, Bukalapak Siap Bertransformasi
 
Pada Februari 2015, Bukalapak juga kembali mengumumkan pendanaan Seri B dengan masuknya Grup Emtek yang memiliki stasiun televisi SCTV. Emtek masuk ke Bukalapak melalui anak perusahaannya yaitu PT Kreatif Media Karya (KMK Online).
 
Lalu pada Januari 2019 Bukalapak mengumumkan telah mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp. Meski menolak memberikan keterangan perihal jumlah dana yang diperoleh, namun Mirae Asset mengonfirmasi nilainya mencapai USS50 juta atau sekitar Rp706 miliar.
 
Oktober 2019, Bukalapak mendapat dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd dari Korea Selatan dengan nilai yang tidak disebutkan. Ini merupakan bagian dari pendanaan Seri F yang menggenjot valuasi Bukalapak hingga mencapai USD2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun. Selain Shinhan GIB, Emtek dan sejumlah investor Bukalapak sebelumnya juga mengikuti pendanaan Seri F.
 
Dalam laporan perusahaan Emtek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Mei 2019, PT KMK Online memiliki saham 35,17 persen saham di Bukalapak.
 
Jokowi Datang di HUT Bukalapak ke-9
 
Di sisi lain, Bukalapak juga menjadi e-commerce yang fenomenal. Pasalnya Bukalapak menjadi satu-satunya e-commerce yang didatangi oleh Presiden Joko Widodo saat berulang tahun ke-9 pada 2019 lalu.
 
Tak hanya Jokowi, diulang tahun Bukalapak tersebut juga hadir Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
 
Baca: Presiden Minta Warganet Tak Uninstall Bukalapak
 
Mengutip ksp.go.id, dalam sambutan acara HUT Bukalapak Jokowi berharap agar para pelaku usaha tidak hanya mengeksploitasi pertumbuhan ekonomi digital. Ia juga menilai BukaLapak sebagai organisasi yang tidak sekadar mengejar keuntungan.
 
Presiden juga menyampaikan apresiasinya kepada BukaLapak yang saat itu telah memiliki empat juta pelapak yang 70-80 persennya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meski angka tersebut merupakan angka yang besar, Jokowi berharap agar bisa lebih banyak lagi UMKM yang masuk ke Bukalapak.
 
Tahun lalu, Bukalapak diseleksi oleh pemerintah untuk menjadi salah satu penyalur kredit ke UKM yang namanya kredit UMi atau kredit Ultra Mikro.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan