Jakarta: Pemerintah India dikabarkan mengeluarkan peraturan darurat bagi pembangkit listrik batu bara impor untuk memaksimalkan produksinya. Kebijakan yang akan berlaku pada 16 Maret hingga 15 Juni 2023 ini ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan listrik pada musim panas mendatang.
Mengutip Stockbit Snips, Minggu, 26 Februari 2023, menurut laporan Argus Media, permintaan listrik di India diperkirakan memuncak sebesar 229 GW pada April 2023 (dibandingkan dengan 18 Februari 2023 yang sebesar 176 GW). Mayoritas permintaan pada bulan tersebut diramal dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga batu bara.
Mengutip Stockbit Snips, Minggu, 26 Februari 2023, menurut laporan Argus Media, permintaan listrik di India diperkirakan memuncak sebesar 229 GW pada April 2023 (dibandingkan dengan 18 Februari 2023 yang sebesar 176 GW). Mayoritas permintaan pada bulan tersebut diramal dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga batu bara.
Kapasitas pembangkit listrik batu bara impor India
Pembangkit listrik tenaga batu bara itu baik impor maupun domestik yang mencapai 70 persen dari keseluruhan pembangkit listrik India. Sementara itu, menurut laporan Reuters, total kapasitas pembangkit listrik batu bara impor di India mencapai 17 GW.
Pembangkit listrik tenaga batu bara impor di India diketahui beroperasi dengan kapasitas yang lebih rendah dibandingkan yang domestik. Kondisi tersebut diakibatkan oleh ketentuan dalam pakta pasokan listrik yang menghindari kenaikan tarif listrik akibat biaya impor batu bara yang tinggi.
Pemerintah India dikabarkan akan mengizinkan pembangkit listrik batu bara impor untuk menjual surplus listriknya di bursa, yang tarifnya biasa lebih tinggi dibandingkan dengan pakta pasokan berjangka.
Ini merupakan kedua kalinya dalam sembilan bulan terakhir Pemerintah India meminta seluruh pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor untuk beroperasi dalam kapasitas penuh. Sebelumnya, perintah serupa pernah dikeluarkan pada Mei-Desember 2022.
Menurut data BPS, India merupakan negara tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia pada 2022. Pada tahun lalu, Indonesia mengekspor 110,2 juta ton batu bara termal ke India, naik 55,6 persen dari 70,8 juta ton pada 2021. Indonesia juga menguasai lebih dari dua per tiga pasokan batu bara India pada 2022, naik dari 50 persen pada 2021.
Peraturan darurat ini berpotensi meningkatkan volume ekspor batu bara Indonesia dan harga batu bara acuan pada periode tersebut. Sebelumnya, kenaikan permintaan dari India pada tahun lalu menjadi penopang tingginya harga batu bara acuan dunia, sebelum mengalami penurunan sejak Oktober 2022.
Pembangkit listrik tenaga batu bara impor di India diketahui beroperasi dengan kapasitas yang lebih rendah dibandingkan yang domestik. Kondisi tersebut diakibatkan oleh ketentuan dalam pakta pasokan listrik yang menghindari kenaikan tarif listrik akibat biaya impor batu bara yang tinggi.
Baca: Bahu Membahu Mengubah Energi Fosil ke Energi Terbarukan |
Pemerintah India dikabarkan akan mengizinkan pembangkit listrik batu bara impor untuk menjual surplus listriknya di bursa, yang tarifnya biasa lebih tinggi dibandingkan dengan pakta pasokan berjangka.
Ini merupakan kedua kalinya dalam sembilan bulan terakhir Pemerintah India meminta seluruh pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor untuk beroperasi dalam kapasitas penuh. Sebelumnya, perintah serupa pernah dikeluarkan pada Mei-Desember 2022.
Menurut data BPS, India merupakan negara tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia pada 2022. Pada tahun lalu, Indonesia mengekspor 110,2 juta ton batu bara termal ke India, naik 55,6 persen dari 70,8 juta ton pada 2021. Indonesia juga menguasai lebih dari dua per tiga pasokan batu bara India pada 2022, naik dari 50 persen pada 2021.
Baca: Mau Berbisnis Online Jangan Sembarangan, Pahami Literasinya Dulu Ya! |
Peraturan darurat ini berpotensi meningkatkan volume ekspor batu bara Indonesia dan harga batu bara acuan pada periode tersebut. Sebelumnya, kenaikan permintaan dari India pada tahun lalu menjadi penopang tingginya harga batu bara acuan dunia, sebelum mengalami penurunan sejak Oktober 2022.
Berikut porsi ekspor batu bara sembilan bulan pertama di 2022 ke India terhadap penjualan dari emiten Indonesia:
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA): 18 persen.
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO): 14 persen.
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI): 14 persen.
- PT Harum Energy Tbk (HRUM): 10 persen.
- PT Indika Energy Tbk (INDY): sembilan persen.
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN): sembilan persen.
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG): tujuh persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id