Dalam kajian tahunan kebijakan ekonomi Yunani, IMF mengatakan sebagian dewan direksi mendukung target surplus fiskal Yunani di angka 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2018. Sementara beberapa direksi mendukung target 3,5 persen atau lebih tinggi dari yang dicari oleh kelompok pemberi pinjaman Eropa Yunani.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan pejabat senior lainnya berpendapat bahwa target kelebihan fiskal Yunani di 3,5 persen terhadap PDB terlalu ambisius dan besaran utang atau langkah-langkah penghematan lebih lanjut akan merugikan pertumbuhan.
Baca: Pembahasan Bailout untuk Yunani Tertunda
Jerman, yang memberikan kontribusi paling besar untuk bailout Yunani, menghadapi pemilihan nasional pada September dan sangat menentang setiap diskusi tentang penghapusan utang sebelum Yunani mencapai target bailout.
"Sebagian besar direktur sepakat bahwa Yunani tidak memerlukan konsolidasi fiskal lebih lanjut saat ini," kata Lagarde, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/2/2017).
Adanya beberapa perpecahan di antara direksi IMF pada beberapa divisi dalam pandangan mereka tentang kinerja dan utang fiskal yang berkelanjutan terkait dengan partisipasi bailout untuk Yunani, yang dibutuhkan di pertengahan 2018. Sejauh ini, IMF terus berusaha menyelesaikan sejumlah persoalan.
Baca: IMF Peringatkan Pinjaman Eurogroup Tidak Cukup untuk Bayar Utang Yunani
IMF telah abstain dari keterlibatan keuangan di bailout ketiga Yunani dari pemberi pinjaman Eropa sejak 2010, tapi tetap aktif terlibat dalam negosiasi kontrak baru untuk memulai pada pertengahan 2018. Langkah itu dengan harapan ekonomi Yunani bisa pulih kembali di masa yang akan datang.
Ulasan IMF tidak menjawab apakah IMF akan mengikat sumber daya keuangan untuk Yunani atau tidak. IMF menyebut dalam sebuah pernyataan bahwa direksi mengakui langkah-langkah penghematan dan reformasi telah 'mengambil korban di masyarakat' dan memberikan kontribusi bagi perlambatan dan pelaksanaan reformasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News