Kedua tuntutan itu dilihat sebagai upaya oleh otoritas untuk mencegah peringatan yang bisa memicu penurunan lebih lanjut dalam mata uang yuan, para bankir dari bank lokal dan asing mengatakan. Terlebih, Tiongkok terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi agar lebih maksimal dan berkualitas.
Yuan kehilangan lebih dari enam persen terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di tahun lalu dan pada posisi terendah delapan tahun, mendorong sebuah tindakan pembatasan pada arus modal keluar dari State Administration of Foreign Exchange (SAFE) termasuk menetapkan batasan volume mata uang bank di beberapa kota atau provinsi.
Baca: Tiongkok Siap Kelola Tingkat Utang Korporasi
Seorang wakil dari sebuah bank internasional yang menghadiri pertemuan itu mengatakan bahwa tidak ada instruksi tertulis, namun seorang pejabat tinggi SAFE mengatakan kepada mereka secara eksplisit apa yang diharapkan dari mereka.
"Anda harus mengontrol defisit forex Anda, tetapi Anda tidak bisa mengatakan bahwa SAFE mengendalikan arus keluar modal," kata pejabat itu kepada para bankir, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/1/2017).
Baca: 40 Maskapai di Tiongkok Luncurkan Standar Baru Kompensasi
SAFE, yang merupakan bagian dari Bank Rakyat China atau People's Bank of China (PBOC), bersikeras atas instruksi lisan ke puluhan bank bahwa mereka tidak mengungkapkan perannya dalam pembatasan tersebut, enam bankir mengatakan, yang merusak hubungan mereka dengan klien karena mereka tidak dapat menjelaskan mengapa mereka berpaling kepada bisnis.
Baca: Presiden Tiongkok Direncanakan Hadir di World Economic Forum
"Kami tidak akan memberitahu kepada pelanggan kami bahwa (bisnis forex kami) telah berhenti, kita hanya harus menemukan cara untuk mengecilkan bisnis dan kita tidak diperbolehkan untuk melakukannya," kata seorang bankir di Chinese Commercial Bank Ping An.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News