Salah satu departemen di Uni Eropa menyatakan bahwa pihaknya akan mengadakan pertemuan di Brussels dan Strasbourg pada minggu ini dengan tokoh-tokoh terkemuka untuk tidak 'berusaha membuka negosiasi'. Akan tetapi, guna mempersiapkan jalan bagi 'keluar yang halus dan teratur' dari blok tersebut.
"Saya ingin memulai pekerjaan dengan memastikan kami memiliki hubungan yang positif, kuat, dan produktif dengan tetangga terdekat kita. Saya yakin dengan bersama-sama maka kita akan dapat mengamankan kesepakatan untuk kepentingan bersama," kata Davis, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/11/2016).
Baca: Citi Jadi Bank AS Pertama yang Diawasi ECB Usai Brexit
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dia akan memicu implementasi Pasal 50 Uni Eropa Perjanjian Lisbon untuk memulai pembicaraan mengenai perceraian resmi pada akhir Maret, dan pejabat Uni Eropa mengatakan tidak ada pra-negosiasi pada hubungan masa depan mereka sebelum itu.
.jpg)
Perdana Menteri Inggris Theresa May (REUTERS/Damir Sagolj)
May dan pemerintahnya berharap untuk menegosiasikan "memesan lebih dahulu" kesepakatan dengan Uni Eropa. Hal itu dianggap penting untuk menjaga agar arus perdagangan tidak bergejolak dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Inggris untuk masa-masa yang akan datang.
Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond siap untuk membantu perjuangan keluarga di Inggris dan meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Pernyataan itu dikeluarkan di tengah negosiasi mengenai rencana Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
Baca: PM Inggris Siap Ungkap Strategi Industri Baru
Namun, Hammond menambahkan, tingkat utang publik 'eye wateringly' terbilang tinggi dan ia tidak akan mengumumkan peningkatan besar dalam belanja publik. Pernyataan ini seiring dengan dirinya mengumumkan rencana anggaran pertama Inggris sejak keputusan untuk memilih Brexit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News