"Jika kita melihat perdagangan bebas dan globalisasi, saya ada promotor perdagangan bebas dan saya percaya pada perdagangan bebas. Saya percaya bahwa itu membawa ke pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran," kata May, dalam Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF), seperti dikutip dari CNBC, Jumat (20/1/2017).
Suara Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa di tahun lalu dianggap oleh banyak orang sebagai penolakan terhadap model-model terbaru dari globalisasi dan perdagangan bebas. May memiliki tugas berat untuk merangkul warga yang tidak puas dan mempertanyakan ide-ide ini, saat menceritakan komunitas global bahwa Inggris masih sangat terbuka untuk bisnis.
Baca: Rencana Brexit Hadapi Tantangan dari MA Inggris
"Tapi itu harus diterima bahwa beberapa orang atau dari mereka merasa seperti telah ditinggalkan. Mereka juga merasa bahwa mungkin beberapa politisi utama tidak mendengarkan keprihatinan mereka," kata May, saat kunjungan pertamanya ke Davos.
Namun demikian, lanjutnya, Pemerintah Inggris tetap perlu mendengarkan kekhawatiran mereka dan menanggapi hal tersebut agar bisa memberi efek positif bagi aktivitas perekonomian Inggris. Apalagi, masih kata May, pemerintah tengah berupaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi termasuk menciptakan lapangan kerja.
"Kita perlu mendengarkan kekhawatiran mereka. Kita perlu menanggapi mereka. Kita juga perlu menunjukkan manfaat dari globalisasi dan perdagangan bebas, bahwa hal itu membawa pekerjaan dan membawa kemakmuran," tegasnya.
Baca: Ekonomi Inggris Lolos dari 'Bom' Brexit
Awal tahun ini, May menguraikan rencana Inggris untuk beristirahat dari keanggotaan Uni Eropa. Dalam sebuah pidato, May mengkonfirmasi bahwa Inggris ditakdirkan untuk meninggalkan pasar tunggal dan potensi kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa akan memerlukan persetujuan dari parlemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News