Mengutip Reuters, Kamis 22 Desember, bank yang bermasalah, baru-baru ini dinilai paling lemah dari bank-bank besar di Uni Eropa, harus mengumpulkan uang lebih banyak pada akhir bulan ini sebagai bagian dari rencana penyelamatan yang juga mencakup penjualan dari 28 miliar euro pada kredit macet.
Mencari investor telah terbukti sulit di tengah kekacauan politik yang dipicu oleh pengunduran diri Perdana Menteri Italia Matteo Renzi setelah kekalahannya dalam sebuah referendum konstitusi pada 4 Desember, dan bailout negara. Namun, tetap ada harapan agar kondisi itu bisa pulih di masa-masa mendatang.
Kegagalan bank tertua di dunia ini akan mengancam sejumlah tabungan dari ribuan nasabah di Italia dan bisa berakibat pada sektor perbankan negara itu, dibebani dengan sepertiga dari total kredit macet zona euro. Tentu ancaman itu bukan main-main karena bisa berdampak sistemik.
Baca: Italia Siapkan Dana Bailout untuk Monte dei Paschi
Bank terbesar ketiga di Italia ini membuka kembali tawaran utang swap untuk memasukkan investor ritel yang memiliki utang junior sebesar 2,1 miliar dan pemegang instrumen keuangan hybrid. Tawaran swap baru, dengan estimasi bisa menaikkan struktur permodalan.
Baca: Monte Dei Paschi Siap Tingkatkan Modal Melalui Jalur Swasta
Pemberi pinjaman terbesar ketiga di Italia yakni Monte dei Paschi di Siena menyatakan akan terus maju dengan rencana terakhir untuk meningkatkan struktur permodalan sebesar 5 miliar euro di pasar pada akhir tahun. Langkah itu dilakukan usai Bank Sentral Eropa menolak memberikan lebih banyak waktu untuk rekapitalisasi.
Baca: Ekonomi Italia Goyang, Indonesia Takkan Terseret
Keputusan yang diambil Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) adalah dengan memberi tekanan kepada Pemerintah Italia untuk menyuntikkan uang ke bank tersebut, tetapi pemberi pinjaman Tuscan mengatakan akan melanjutkan dengan skema sektor swasta. Hal itu diambil meski minat investor terbilang sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News