Menteri Energi Aljazair Nouredine Bouterfa (REUTERS/Ramzi Boudina)
Menteri Energi Aljazair Nouredine Bouterfa (REUTERS/Ramzi Boudina)

OPEC Dinilai Berpegang Teguh Pangkas Produksi Minyak

Angga Bratadharma • 07 November 2016 08:52
medcom.id, New York: Menteri Energi Aljazair Nouredine Bouterfa menyatakan bahwa dirinya percaya negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan tetap berpegang teguh pada perjanjian yang dibuat di Aljazair pada September. Hal itu berkaitan dengan keputusan untuk memangkas produksi minyak.
 
Baca: OPEC Ditunggu untuk Koordinasikan Pemangkasan Produksi Minyak
 
"Tidak akan ada yang mengembalikan perjanjian Aljazair. Sekarang ini kita berada dalam penerapan perjanjian tersebut. Komite teknis pada level tertingi sedang bekerja untuk itu. Perjanjian Algiers belum dipertanyakan," kata Bouterfa, seperti dikutip dari Reuters, Senin (7/11/2016).

Para pejabat OPEC bertemu di Wina pada bulan lalu untuk membahas mengenai pengurangan produksi minyak, namun pembahasan itu gagal mencapai kata sepakat. Komite tingkat tinggi akan bertemu kembali di Wina pada 25 November menjelang pertemuan berikutnya para menteri OPEC di 30 November.
 
Baca: Harga Minyak Dunia Naik Usai OPEC Sepakati Strategi
 
Sebelumnya, harga minyak dunia mengalami kenaikan dari posisi terendah satu bulan di perdagangan Asia usai OPEC menyepakati strategi jangka panjang. Adapun hal itu dipandang sebagai usaha mencapai konsensus tentang pengelolaan produksi.
 
OPEC Dinilai Berpegang Teguh Pangkas Produksi Minyak
Bendera OPEC (REUTERS/Leonhard Foeger)
 
Meski demikian, keuntungan lebih lanjut kemungkinan akan terbatas lantaran pasar mengalami beban oleh indikasi lebih lanjut atas output dari kelompok tersebut. Sejauh ini, OPEC terus berupaya menjaga kestabilan harga minyak dunia yang sekarang ini tengah mengalami pelemahan cukup drastis.
 
Baca: Minyak Dunia Turun di Tengah Kecemasan Kesepakatan OPEC
 
Saat ini, OPEC tengah ditunggu-tunggu apakah berhasil mengkoordinasikan pemotongan produksi minyak atau tidak untuk menekan kelebihan kapasitas produksi dalam rangka stabilitas harga minyak di pasaran. Namun demikian, Irak masih berada di posisi untuk tidak mengambil opsi pemangkasan produksi itu.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan