Presiden IDB Bandar bin Muhammad Hamzah Hajjar menyebutkan perlu skema yang lebih luas untuk mendanai pembangunan infrastruktur. Hal tersebut dikatakan Hajjar dalam 3rd IDB Sovereign Investment Forum yang digelar di Nusa Dua, Bali.
Hajjar mengatakan, untuk negara anggota IDB yang berjumlah 57 negara, setiap tahunnya ada gap atau kekurangan dana infrastruktur sebesar USD200 miliar-USD220 miliar. Mengingat batasan sumber dana tersebut, kata Hajjar, diperlukan sinergitas dengan pihak swasta sebagai pendonor likuiditas.
Baca: IDB-SMI Teken Mou Investasi dengan Potensi USD1 Miliar
Mantan Menteri Ekonomi dan Haji Arab Saudi ini mengatakan IDB terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai lembaga multilateral lainnya termasuk juga dengan investor sovereign wealth fund (SWF). Dia mengungkapkan, ada sebanyak 78 SWF dengan asetnya mencapai USD7,4 triliun.
"Yang mana 32 di antaranya merupakan SWF dari negara anggota IDB dengan asetnya sebesar USD3,3 triliun atau 45 persen dari total aset SWF," kata Hajjar, Selasa 11 April 2017.
Dalam lima tahun terakhir, ada 11 SWF baru yang mana di antaranya merupakan negara IDB dengan asetnya USD6 miliar.
Baca: Indonesia Gandeng IDB Bangun Infrastruktur Memadai
Dia berharap dengan adanya forum kali ini, bisa mempertemukan investor dan SWF yang ada untuk saling bertukar gagasan dan peluang investasi dengan negara yang membutuhkan pendanaan infrastruktur, termasuk Indonesia.
"Ia juga berharap akan lebih banyak SWF didirikan dan kemitraan investasi yang kuat antara lembaga untuk membangun dan memperkuat pendanaan antarnegara," jelas Hajjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id