Menteri Perdagangan Peru Eduardo Ferreyros, yang pekan lalu mendesak dunia untuk tidak berada di kotak Trump pada sikap kampanyenya ketika menuju TPP, mengatakan bahwa komentar Presiden AS terpilih telah secara dramatis mengubah sebuah momentum.
"Tapi menurut saya itu tidak membunuhnya. Kita bisa bekerja di atasnya dan mengubahnya sehingga pelaksanaannya tidak bergantung pada AS," kata Ferreyros, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/11/2016).
Baca: TPP Dikhawatirkan Mandek
TPP, yang ditandatangani oleh Amerika Serikat, Peru dan 10 negara Pasifik lainnya pada awal tahun ini, ditulis sedemikan rupa sehingga tidak bisa berlaku tanpa ratifikasi dari Amerika Serikat. Tidak ditampik, langkah AS menarik diri dari TPP memberikan efek tersendiri.
Ketika ditanya apakah Tiongkok dapat bergabung dengan TPP, Ferreyros berkata mungkin saja tapi dengan catatan Tiongkok harus menunjukkan minatnya. "Kami dapat memodifikasi klausa itu dan juga memanfaatkan untuk memodifikasi klausa lain yang mungkin tidak nyaman bagi kami," kata Ferreyros.
.jpg)
Negara-negara anggota TPP (FOTO: AFP)
Sebelumnya, TPP dikhawatirkan menjadi tidak berarti jika Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump memutuskan keluar dari kesepakatan ekonomi lintas Pasifik itu. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menilai, kesepakatan di antara 12 anggota TPP lainnya tidak akan berjalan tanpa keterlibatan AS.
Baca: Penarikan AS dari TPP Buka Jalan bagi Tiongkok
"TPP tanpa AS akan menjadi tidak berarti. Bagaimanapun tanpa AS tentu akan mengguncang keseimbangan kepentingan dasar," ujar Abe.
Baca: Tiongkok Siap Mainkan Peranannya di Perdagangan Bebas
Pernyataan itu merupakan respons atas rencana Trump menarik diri dari kesepakatan dagang tersebut ketika resmi menduduki kursi presiden AS pada Januari mendatang. TPP telah ditandatangani Presiden Barack Obama, tetapi masih membutuhkan persetujuan dari Kongres AS yang didominasi Partai Republik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News