Jepang dan Australia menyatakan komitmen mereka untuk pakta pada Selasa, beberapa jam setelah Trump bersumpah untuk menarik diri dari 12 negara yang akan bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) pada hari pertamanya bekerja sebagai Presiden AS. Adapun Trump menyebut kesepakatan itu merupakan potensi bencana bagi AS.
Deklarasi Trump yang muncul memadamkan harapan apapun dalam kesepakatan itu. Padahal, inisiatif perdagangan sudah ditanda tangani oleh Presiden AS Barack Obama dan lima tahun pembuatannya dimaksudkan untuk memacu perekonomian dunia.
Baca: PM Jepang: TPP Tidak Berarti Tanpa Amerika Serikat
TPP, yang bertujuan untuk memotong hambatan perdagangan di beberapa negara Asia dengan pertumbuhan tercepat dan membentang dari Kanada ke Vietnam, tidak bisa berlaku tanpa Amerika Serikat. Hal ini membutuhkan ratifikasi setidaknya enam negara akuntansi untuk 85 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan dari negara-negara anggota.
.jpg)
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (AFP PHOTO/EITAN ABRAMOVICH)
"TPP tidak akan berarti tanpa Amerika Serikat," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/11/2016), seraya menambahkan bahwa pemerintahannya akan melobi anggota lain untuk menyetujui perdagangan bebas ini.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Australia Steven Ciobo kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya bisa mendorong TPP ke depan tanpa Amerika Serikat dengan mengubah perjanjian dan mungkin menambahkan anggota baru.
Baca: RCEP Dinilai Lebih Meyakinkan Ketimbang TPP
"Kita bisa melihat, misalnya, jika Tiongkok atau Indonesia atau negara lain ingin bergabung maka, iya, kami membuka pintu bagi mereka mendaftar dengan perjanjian juga," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News