Minyak mentah berjangka internasional Brent diperdagangkan di USD48,57 mengalami penurunan sebanyak 43 sen, atau 0,9 persen, dari penutupan terakhir mereka. AS West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah berjangka berada di USD47,61 per barel, turun 35 sen, atau 0,7 persen, dari posisi terakhir mereka.
Para pedagang mengatakan hambatan utama pada harga minyak di Jumat adalah gerak USD yang kuat. Sedangkan ekonomi AS terus menunjukkan penguatan dan membuat Federal Reserve atau the Fed berencana untuk menaikkan suku bunga acuan.
Baca: Menteri Energi Rusia: Sulit Prediksi Bagaimana Pasar Minyak Seimbang
"Kami berharap ada beberapa bentuk perjanjian, tapi reaksi pasar minyak akan tergantung pada kredibilitas tindakan yang diusulkan," kata US Investment Bank Jefferies, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/11/2016).
Selain itu, para pedagang menambahkan, kegiatan pasar terbilang tipis karena hari libur AS dan karena ketidakpastian tentang pemotongan produksi minyak yang direncanakan oleh OPEC. Adapun rencana pemangkasan itu tidak ditampik memberi efek terhadap naik turunnya harga minyak dunia.
Baca: Perusahaan Minyak di Dunia Pangkas Produksi
OPEC dijadwalkan akan bertemu pada 30 November untuk mengkoordinasikan mengenai pemotongan produksi minyak dan berpotensi melakukannya bersama-sama dengan negara bukan anggota OPEC yakni Rusia. Akan tetapi ada juga perbedaan pendapat mengenai negara-negara mana saja yang harus memangkasnya dan seberapa banyak pemangkasannya.
Baca: Harga Minyak Bergerak Statis Jelang Pertemuan OPEC
"Lonjakan produksi OPEC sejak Agustus telah menggeser kembali pasar pada kelebihan pasokan dan re-balancing akan ditunda sampai paruh kedua di 2017," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News