Kekalahan Renzi ini memberikan tekanan tersendiri ke Uni Eropa. Mata uang tunggal, merosot sebanyak 1,4 persen menjadi USD1,0505 EUR = setelah membuka perdagangan di sekitar USD1,0685. Penurunan sesi rendah ini bisa dikatakan penurunan tertajam sejak Juni.
"Suara 'tidak' sampai pada batas tertentu. Jadi, saya tidak berekspektasi euro akan mengalami terjun bebas dalam waktu dekat. Tapi, dalam jangka panjang ini akan menunda kemajuan dalam upaya Italia menyingkirkan utang buruk dari bank," kata Chief Currency Analyst Bank of Tokyo-Mitsubishi Minori Uchida, seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/12/2016).
Baca: Uni Eropa Alokasikan USD179 Juta untuk Reformasi Ukraina
Euro tergelincir sebanyak 2,1 persen EURJPY = ke 118,71 yen dan harus mengalami beberapa kerugian terhadap perdagangan yang turun 0,9 persen pada 120,08 yen. Dolar didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada bulan ini dan naik 0,2 persen menjadi 113,78 yen.
Baca: Inggris Terus Berharap Punya Hubungan Kuat dengan Uni Eropa
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan pada Minggu 4 Desember malam waktu Italia, PM Renzi mengaku bertanggung jawab atas hasil referendum. Ia mengatakan kubu yang memilih 'tidak' untuk perubahan konstitusi saat ini harus segera membuat proposal jelas.
Baca: London Siap Kehilangan Dominasi Keuangan di Uni Eropa
Sebuah exit poll dari kantor berita RAI memperlihatkan suara 42-46 persen untuk pendukung reformasi, dan 54-58 untuk yang menolaknya. Proyeksi awal berdasarkan hitungan resmi memperlihatkan selisih yang lebih lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News