Direktur Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo. (FOTO: ANTARA/Fanny Octavianus)
Direktur Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo. (FOTO: ANTARA/Fanny Octavianus)

RI-Uni Eropa Lakukan Pertemuan Intersesi Percepat Negosiasi IEU CEPA

Husen Miftahudin • 10 Juni 2017 14:38
medcom.id, Jakarta: Indonesia dan Uni Eropa telah melakukan pertemuan intersesi (antara) di Brussels, Belgia. Pertemuan ini disebut sebagai 'intersesi' lantaran perundingan penuh Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) selanjutnya baru diadakan pada September 2017.
 
Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo. Pertemuan Intersesi membahas intensif soal draf perjanjian di sektor perdagangan barang, ketentuan asal barang, perdagangan jasa, investasi, Hak Kekayaan Intelektual, serta kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.
 
"Kita ingin menjaga momentum yang kita bangun pada perundingan putaran kedua Januari lalu di Bali dengan memperdalam pembahasan teknis atas draft teks yang ada agar kedua delegasi lebih siap memasuki perundingan putaran berikutnya pada September nanti," ungkap Iman dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu 10 Juni 2017.

Dalam pertemuan intersesi ini kedua delegasi juga sepakat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi ke dalam dua kategori. Pertama, isu yang bersifat teknis terkait dengan proses penulisan teks (drafting). Sedangkan yang kedua adalah isu-isu yang terkait dengan kebijakan (policy), yang penyelesaiannya memerlukan pertimbangan Ketua Perundingan kedua pihak atau bahkan pada tataran menteri.
 
Baca: Perundingan CEPA, Babak Baru Kerja Sama Indonesia-Uni Eropa
 
"Semua isu harus dibahas secara paralel sesuai dengan bobot kepentingannya masing-masing. Sejak awal kita sepakat bahwa perundingan ini dilakukan berdasarkan prinsip single-undertaking, yang artinya paket perjanjian lengkap akan disetujui apabila setiap bagian dari perjanjian itu telah disepakati. Namun kami ingin pastikan tidak ada penyanderaan perundingan di satu isu ketika terjadi kebuntuan pada isu yang lain," tegas Iman.
 
Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan pada 18 Juli 2016 setelah pada April 2016 Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mencatat dicapainya kesepakatan mengenai lingkup perundingan.
 
Gagasan Indonesia-EU CEPA itu sendiri berangkat dari kajian yang dilakukan oleh Indonesia-EU Vision Group yang terdiri dari para wakil dunia usaha, akademisi dan pemerintah dari kedua pihak untuk meningkatkan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Uni Eropa.
 
Baca: Indonesia-UE Segera Masuki Negosiasi Formal CEPA
 
Sebagai informasi, pada 2016 Uni Eropa merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia dengan nilai masing-masing sebesar USD14,4 miliar dan USD10,7 miliar. Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai USD25,2 miliar. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi menunjukkan surplus bagi Indonesia.  
 
Sejauh ini investasi Uni Eropa ke Indonesia masih tergolong kecil dibanding investasi Uni Eropa ke beberapa negara anggota ASEAN. Diharapkan melalui CEPA, hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dan Uni Eropa dapat meningkat melampaui negara ASEAN lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan