Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS beberapa waktu yang lalu akan memberikan Partai Republik pengawasan atas kedua hal yakni di Gedung Putih dan majelis Kongres pada bulan depan, menghapus kemungkinan veto pada undang-undang untuk merombak tata kelola the Fed oleh Presiden Demokrat.
Meski demikian, Partai Republik akan membutuhkan dukungan dari Senat Demokrat sekarang ini bahwa mayoritas Senat mereka telah menyusut ke 52-48 atau terjadi perpecahan dalam jajak pendapat di November. Dalam hal ini, the Fed berupaya agar tidak ada turut campur dalam penetapan suku bunga acuan.
Baca: Kenaikan Suku Bunga Acuan Pengaruhi Gerak Saham AS
Partai Republik yang telah mendorong batas-batas kemampuan the Fed untuk memutuskan kebijakan telah percaya bahwa bank sentral sudah melampaui mandatnya dengan menggunakan langkah-langkah luar biasa untuk merangsang ekonomi sejak krisis keuangan, dan mereka mengatakan reformasi adalah prioritas di tahun depan.
Wawancara dengan salah satu anggota parlemen, pembantu dan pejabat Fed menunjukkan mungkin ada kesamaan untuk kesepakatan, menandai keberangkatan mungkin dari oposisi tegas bank sentral untuk reformasi. Namun, tetap perlu ada pembahasan mengenai hal tersebut agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Baca: Dampak Kenaikan Suku Bunga AS tak Sebesar yang Dikhawatirkan
"Ada jalan yang berbeda untuk solusi yang bisa diterapkan," kata Perwakilan Bill Huizenga, seorang Republikan yang memimpin DPR subkomite Kebijakan Moneter dan Perdagangan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/12/2016).
Baca: USD Bergerak Lebih Tinggi Jelang Pertemuan The Fed
Huizenga, yang tahun lalu memperkenalkan UU untuk mengikat keputusan kebijakan pada aturan patokan atau risiko audit oleh pengawas kongres, mengatakan kepada Reuters bahwa ia terbuka untuk apa sebenarnya audit dilakukan "Tapi itu harus lebih awal. Jika tidak menjadi hal pertama yang kita lakukan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News