Namun, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan memandang dampak dari kenaikan Fed rate tak akan sebesar yang dikhawatirkan oleh pasar keuangan saat ini.
Pasalnya, kata Fauzi, jika menilik perkiraan para ekonom, inflasi di AS tak akan melebihi dua persen dalam kondisi pemulihan, sehingga jikalau menaikkan suku bunga ke depan, paling maksimal pada level tiga persen.
Baca: Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga The Fed Menguat
"Suku bunganya tak akan kembali normal seperti dahulu yang bisa sampai di atas lima persen," kata Fauzi di Bali, Kamis (8/12/2016).
Dia mengatakan, kenaikannya pada tahun ini akan berlangsung satu kali, dan tahun depan dua kali.
Lagi pula, spekulasi berlebihan terhadap realitas juga pernah dirasakan pada saat taper tantrum pada 2013 yang sempat memukul sejumlah kurs negara berkembang. Namun, pada realitasnya dampaknya tak sedahsyat yang diperkirakan.
"Itu pernah kita alami pada saat taper tantrum," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News