Sementara satu miliar orang lainnya akan bergabung dengan barisan ini, jika kejadian tak terduga lebih lanjut mengurangi pendapatan mereka hingga sepertiga.
Melansir laman United Nations (UN), Rabu, 24 November 2021, laporan FAO 2021 State of Food and Agriculture (SOFA) bertema Making Agrifood Systems More Resilient to Shocks and Stresses menyatakan, tanpa persiapan yang tepat, guncangan yang tidak terduga akan terus merusak sistem ini.
Laporan tersebut mendefinisikan guncangan ini sebagai peristiwa jangka pendek yang memiliki efek negatif pada sistem, kesejahteraan masyarakat, aset, mata pencaharian, keselamatan, dan kemampuan untuk menahan guncangan di masa depan.
Lebih tahan banting
FAO menekankan perlunya negara-negara untuk membuat sistem mereka lebih tahan terhadap guncangan yang datang tiba-tiba, seperti pandemi covid-19, yang memainkan peran besar dalam lonjakan kelaparan global terbaru.Pada acara peluncuran virtual, Direktur Jenderal FAO QU Dongyu mengatakan, pandemi menyoroti ketahanan dan kelemahan sistem pertanian pangan dunia.
Sistem pangan pertanian -jaringan aktivitas yang terlibat dalam produksi produk pertanian pangan dan nonpangan serta penyimpanan, pemrosesan, transportasi, distribusi, dan konsumsinya- menghasilkan 11 miliar ton pangan per tahun dan mempekerjakan miliaran orang, secara langsung atau tidak langsung.
UN menggarisbawahi pentingnya memperkuat kapasitas mereka untuk menanggung guncangan, termasuk peristiwa cuaca ekstrem dan lonjakan penyakit dan hama tanaman dan hewan.
Sementara produksi pangan dan rantai pasokan secara historis rentan terhadap iklim ekstrem, konflik bersenjata, atau kenaikan harga pangan global, frekuensi dan tingkat keparahan guncangan ini terus meningkat.
Tindakan konkrit
Selain itu, gangguan pada jaringan transportasi dapat mendorong kenaikan harga pangan bagi sekitar 845 juta orang.Laporan tersebut mencakup indikator tingkat negara di lebih dari seratus Negara Anggota, dengan menganalisis faktor-faktor seperti jaringan transportasi, arus perdagangan, dan ketersediaan makanan yang sehat dan bervariasi.
Sementara negara-negara berpenghasilan rendah, umumnya menghadapi tantangan yang jauh lebih besar. Begitu pula negara-negara berpenghasilan menengah juga menghadapi risiko.
Di Brasil, misalnya, 60 persen dari nilai ekspor negara itu hanya berasal dari satu mitra dagang, mempersempit pilihannya jika kejutan menghantam negara mitra itu. Bahkan negara-negara berpenghasilan tinggi, seperti Australia dan Kanada, juga berisiko karena jarak yang jauh dalam distribusi makanan.
Rekomendasi
Berdasarkan bukti dalam laporan tersebut, FAO membuat serangkaian rekomendasi. Kuncinya adalah diversifikasi -aktor, sumber input, produksi, pasar dan rantai pasokan- untuk menciptakan berbagai jalur untuk menyerap guncangan.Kemudian mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah pertanian, pangan, dan koperasi juga akan membantu menjaga keragaman dalam rantai nilai domestik.
Faktor lainnya adalah konektivitas. Jaringan yang terhubung dengan baik mengatasi gangguan lebih cepat dengan mengalihkan sumber pasokan dan saluran untuk transportasi, pemasaran, input, dan tenaga kerja.
Selain itu, meningkatkan ketahanan rumah tangga yang rentan sangat penting untuk memastikan dunia bebas dari kelaparan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan akses terhadap aset, diversifikasi sumber pendapatan dan program perlindungan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News