Foto: AFP.
Foto: AFP.

Regulasi Ketat Bikin Saham Perusahaan Teknologi Raksasa Tiongkok Tumbang

Media Indonesia.com • 22 Maret 2021 13:25
 

Utang meningkat

Menurut Institute of International Finance utang Tiongkok meningkat menjadi 335 persen dari produk domestik bruto pada akhir 2020. Level yang lebih rendah sebelumnya telah mendorong kekhawatiran Dana Moneter Internasional. Itu bisa jadi melahirkan tanggapan resmi terhadap kritik Ma yang tidak biasa seperti IPO Ant di Hong Kong-Shanghai senilai USD35 miliar yang memecahkan rekor tiba-tiba ditangguhkan, Ma menghilang dari pandangan publik selama berminggu-minggu, dan peraturan telah diperketat.
 
Pemerintah diperkirakan akan memaksa Ant dan Tencent untuk mulai menjalankan operasi pinjaman mereka seperti bank dengan pengawasan dan kewajiban keuangan lebih tinggi. Hal-hal ini yang sebagian besar dihindari oleh para pemimpin fintech.
 
"Mereka harus memenuhi persyaratan modal dan mendirikan perusahaan induk keuangan. Mereka tidak dapat menghindarinya," kata analis utama di DZT Research Ke Yan.

The Wall Street Journal melaporkan pekan lalu bahwa Alibaba juga didorong untuk melepaskan berbagai aset media, termasuk potensi penjualan South China Morning Post di Hong Kong. Keributan itu telah memangkas miliaran nilai saham perusahaan teknologi Tiongkok.
 
Sementara lebih dari 20 persen belanja ritel AS dilakukan secara online, Tiongkok diperkirakan melampaui 50 persen tahun ini. Platform utama Tiongkok memiliki ratusan juta pengguna sehingga memperkuat kekhawatiran tentang konsentrasi industri dan privasi data. Kritik Ma yang tidak biasa dilihat oleh banyak orang sebagai tantangan langsung big tech terhadap otoritas dan pengaruh Partai Komunis.
 
Tapi Ke berkata, "Saya tidak berpikir (tindakan keras) dipicu oleh Jack Ma. Ini sudah direncanakan sejak lama."
 
Kegelisahan atas pengaruh teknologi yang berkembang tidak hanya terjadi di Tiongkok. "Sebagian besar pemerintah besar secara global berfokus pada masalah ini dengan cara yang tidak mereka lakukan dua tahun lalu. Semua orang tampaknya berpikir bahwa big tech telah menjadi terlalu kuat," kata Towson.
 
Pendekatan khas Tiongkok Tindakan keras semacam itu bukan hal yang aneh di Tiongkok. Perekonomiannya telah berubah begitu cepat dalam beberapa dekade terakhir sehingga regulator sering mengejar ketinggalan. Akhirnya, tindakan keras itu menjadi berita utama yang menurut para analis sering diperlukan--meskipun terlambat--sebagai upaya untuk mengatasi masalah.
 
"Ini adalah pendekatan yang sangat Tiongkok. Biarkan berjalan agar tidak menghambat inovasi dan kami akan melangkah sedikit kemudian," kata Towson.
 
Tiongkok, lanjutnya, berhak prihatin atas seberapa cepat fintech tumbuh. Banyak pengguna situs web Tiongkok mengatakan tindakan keras seharusnya dilakukan lebih cepat. Konsumen semakin mengungkapkan keprihatinan privasi karena penggunaan pengenalan wajah dan teknologi canggih lain berkembang di Tiongkok. Lebih banyak tindakan bisa dilakukan.
 
Presiden Xi Jinping pekan lalu menyerukan pengawasan yang diperketat untuk mencegah monopoli online dan kekacauan keuangan. "Ini bisa menghancurkan taman bertembok yang dibangun oleh Alibaba dan Tencent," kata Eurasia Group, yang mengarah ke lapangan bermain yang lebih adil bagi perusahaan kecil dan menghadirkan pilihan yang lebih baik bagi konsumen.
 
IPO Ant diharapkan sangat dipangkas, tetapi langkah Tiongkok tidak mungkin (untuk) secara material mengubah lanskap kompetitif dan potensi pertumbuhan di sektor yang begitu penting. "Risiko regulasi dibesar-besarkan," imbuh kelompok investasi CLSA dalam laporan penelitian. (AFP)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan