Foto: AFP.
Foto: AFP.

Regulasi Ketat Bikin Saham Perusahaan Teknologi Raksasa Tiongkok Tumbang

Media Indonesia.com • 22 Maret 2021 13:25
Jakarta: Regulasi lebih ketat di Tiongkok membuat miliaran nilai saham luar negeri yang hilang, dan janji pemerintah untuk lebih keras lagi, telah mengguncang raksasa teknologi dari Negeri Tirai Bambu itu.
 
Ini terkait dengan Big Brother sebagai program pemerintah komunis Tiongkok yang ditujukan mengawasi sekaligus membuat taat rakyatnya pada aturan yang memengaruhi pula inovasi dan perusahaan.
 
Namun tindakan keras yang meningkat itu secara luas dipandang perlu. Pasalnya, kekhawatiran meningkat di Tiongkok atas pinjaman daring yang kacau balau, serta tuduhan terhadap platform yang menekan pedagang dan menyalahgunakan data konsumen.

Hal ini pun mencerminkan kegelisahan global terhadap big tech seperti Facebook, Google, dan lainnya yang juga menghadapi pengawasan di dalam dan luar negeri.
 
"Dengan Tiongkok, ini segera menjadi tentang Partai Komunis. Tetapi jika pemerintah Inggris melakukan ini, orang mungkin akan setuju dengan itu. Tindakan ini terlihat cukup masuk akal," kata Kepala Penelitian di Asia Tech Strategy Jeffrey Towson, dilansir dari Mediaindonesia.com, Senin, 22 Maret 2021.
 
Perusahaan seperti raksasa e-commerce Alibaba dan JD.com bersama dengan perusahaan olah pesan dan permainan Tencent merupakan di antara bisnis paling berharga di dunia. Mereka menikmati gaya hidup digital Tiongkok yang berkembang dan larangan pemerintah terhadap perusahaan pesaing utama AS. Namun, mereka kini menjadi korban dari kesuksesan mereka sendiri.
 
Masalah tersebut muncul ke publik Oktober lalu ketika salah satu pendiri Alibaba Jack Ma melakukan dosa utama dengan secara terbuka mengkritik regulator Tiongkok atas peringatan mereka yang semakin mengerikan mengenai anak usaha keuangannya, Ant Group.
 
Platform Alipay Ant Group ada di mana-mana di Tiongkok. Ia digunakan untuk membeli segala sesuatu mulai dari makanan hingga tumpangan, bahan makanan, dan tiket perjalanan. Pengawasan peraturan yang lambat juga memungkinkan Ant untuk berekspansi ke pinjaman, manajemen kekayaan, bahkan asuransi. Profil fintech Tencent juga telah meningkat.
 
"Akibatnya, mereka menjelma menjadi pemain yang sangat kuat dan mampu mendorong batas-batas peraturan tanpa memperhatikan risiko sistemis," kata konsultan Eurasia Group dalam catatan penelitian.
 
Ambisi ini bertabrakan dengan kampanye bertahun-tahun Beijing untuk membersihkan sistem keuangannya yang kacau dari penumpukan utang yang berbahaya.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan