Foto: AFP.
Foto: AFP.

Investasi Asing Global Turun 42%

Ade Hapsari Lestarini • 25 Januari 2021 07:53
Jenewa: Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) melaporkan investasi asing langsung global (FDI) turun 42 persen pada 2020. Hal ini terjadi di saat Tiongkok sedang menjadi penerima arus investasi teratas dunia.
 
Dalam pemantauan tren investasi terbarunya, badan perdagangan dan pengembangan PBB yang berbasis di Jenewa ini mengatakan bahwa FDI Tiongkok turun tajam menjadi sekitar USD859 miliar tahun lalu dibandingkan 2019 sebesar USD1,5 triliun.
 
Laporan UNCTAD pun memperingatkan pelemahan lebih lanjut tahun ini. Sehingga menempatkan pemulihan dari pandemi covid-19 yang berisiko.

"FDI 2020 (turun) lebih dari 30 persen di bawah palung setelah krisis keuangan global pada 2009 dan kembali pada tingkat yang terakhir terlihat pada 1990-an," tulis laporan itu, dilansir dari Xinhua, Senin, 25 Januari 2021.
 
Data menunjukkan bahwa penurunan terkonsentrasi di negara maju, dengan aliran FDI turun 69 persen menjadi sekitar USD229 miliar. Ini merupakan level terendah dalam 25 tahun.
 
Sementara itu arus ke Eropa benar-benar kering, turun dua pertiga hingga minus USD4 miliar. Sedangkan di Inggris, FDI turun ke nol, dan penurunan tercatat di negara utama Eropa lainnya. Penurunan tajam sebesar 49 persen menjadi USD134 miliar juga terjadi di Amerika Serikat.
 
 
 

Tiongkok cerah

Laporan tersebut juga menunjukkan penurunan di negara berkembang relatif terukur sebesar 12 persen menjadi sekitar USD616 miliar. Sementara Tiongkok menduduki peringkat teratas penerima FDI terbesar.
 
Arus FDI ke Tiongkok naik empat persen menjadi USD163 miliar, menjadikan negara tersebut penerima terbesar di dunia pada 2020, diikuti oleh Amerika Serikat.
 
Industri teknologi tinggi Tiongkok mengalami peningkatan 11 persen pada 2020, dan merger dan akuisisi lintas batas (M & As) naik 54 persen, sebagian besar di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan farmasi.
 
"Kembali ke pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang positif dan program fasilitasi investasi yang ditargetkan pemerintah membantu menstabilkan investasi setelah penguncian awal (virus korona)," ujar Direktur Investasi dan Perusahaan UNCTAD James Zhan dalam sebuah konferensi pers virtual.
 
"Ketergantungan global pada rantai pasokan perusahaan multinasional di Tiongkok selama pandemi juga menopang pertumbuhan FDI di Tiongkok," tambahnya.
 
Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan negara ini mengalami peningkatan PDB 2,3 persen tahun ke tahun pada tahun lalu dan diharapkan menjadi satu-satunya ekonomi utama yang mencatat pertumbuhan di tahun yang dilanda pandemi.
 
 
 

Proyeksi melemah

Ke depan, UNCTAD mengingatkan tren FDI global diperkirakan masih lemah tahun ini.
 
"Risiko yang terkait dengan gelombang terbaru pandemi, laju peluncuran program vaksinasi dan paket dukungan ekonomi, situasi ekonomi makro yang rapuh di pasar negara berkembang utama, dan ketidakpastian tentang lingkungan kebijakan global untuk investasi semuanya akan terus memengaruhi FDI di 2021," tulisnya.
 
Sementara pengumuman proyek greenfield yang jauh lebih rendah menunjukkan bahwa perubahan haluan di sektor industri belum terlihat. Namun UNCTAD menekankan aktivitas kesepakatan yang kuat di industri teknologi dan farmasi dapat mendorong aliran FDI yang didorong oleh M & A lebih tinggi.
 
"Secara keseluruhan, FDI global kemungkinan akan mengikuti pemulihan bentuk-U, tidak seperti perdagangan global dan PDB yang telah diprediksi menjadi pemulihan bentuk-V mulai 2021. Proyek-proyek investasi internasional cenderung memiliki masa 'kehamilan' yang panjang," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan