Petugas melakukan monitoring di area PLTP (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Petugas melakukan monitoring di area PLTP (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

PGE Disebut Ideal Ambil Alih Aset Panas Bumi Chevron

Angga Bratadharma • 26 Oktober 2016 12:08
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero), memiliki kans paling besar untuk memenangi lelang dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron Geothermal Indonesia Ltd dengan total kapasitas terpasang 632 megawatt (MW) dibandingkan lima perusahaan lain.
 
Baca: Pertamina Full Speed Realisasikan Proyek Panas Bumi
 
PGE memiliki kemampuan dan rekam jejak yang bagus dalam pengembangan PLTP di Tanah Air di luar Chevron Geothermal, selain ditopang kemampuan finansial oleh induk usaha. Tentu hal semacam ini perlu menjadi pertimbangan.

Baca: Alokasikan USD644 Juta, Pertamina Ahli Pacu Panas Bumi
 
Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Dharma mengatakan, dari enam perusahaan, PGE memang perusahaan yang paling ideal untuk mengelola aset panas bumi Chevron. Apalagi PGE merupakan pemilik dari wilayah kerja panas bumi yang dikelola Chevron saat ini.
 
Selain itu, lanjutnya, pengalaman mengelola dan mengembangkan panas bumi PGE sangat panjang dan sudah teruji, baik hulu maupun hilir. "Konsistensi PGE dalam mengembangkan panas bumi yang tidak pernah terhenti dalam keadaan sesulit dan dalam kondisi krisis apapun telah terbukti," kata Surya, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (26/10/2016).
 
Baca: Rencana Pengembangan Panas Bumi 7.000 MW Bisa Terjegal
 
Saat ini, ada enam perusahaan yang bersaing mendapatkan dua PLTP yang dikelola Chevron, yaitu PLTP Salak Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan kapasitas 377 MW dan PLTP Darajat di perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat dengan kapasitas 255 MW.
 
Selain PGE, ada lima perusahaan lain yang tertarik mengakuisisi dua aset PLTP Chevron. Kelima perusahaan tersebut adalah PT PLN (Persero), PT Medco Power, dan PT Star Energy serta dua perusahaan asal Jepang, yaitu Mitsui dan Marubeni.
 

PGE Disebut Ideal Ambil Alih Aset Panas Bumi Chevron
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, pada November 2016 keenam perusahaan akan mengajukan dokumen penawaran kepada Chevron, termasuk program kerja dan harga. Setelah itu, proses berikutnya adalah evaluasi.
 
"Kemungkinan pemenang diumumkan akhir tahun ini atau awal 2017," ujarnya.
 
Dalam hal ini, Kementerian ESDM hanya melakukan kontrol agar penjualan tersebut tidak lantas menurunkan produktivitas terhadap kedua aset PLTP Chevron. Dengan demikian, penjualan listrik ke PLN tetap stabil, baik sebelum maupun sesudah akuisisi.
 
Baca: Kompetensi PLN Bukan Mengurusi Usaha Panas Bumi
 
Total kapasitas terpasang PLTP yang dikelola PGE saat ini tercatat 457 MW. Pasokan produksi listrik panas bumi tersebut berasal dari lima unit PLTP Kamojang dengan total kapasitas 235 MW di wilayah kerja panas (WKP) bumi Kamojang-Darajat, Jawa Barat.
 
Kemudian empat unit PLTP Lahendong berkapasitas 100  MW di WKP Lahendong, Sulawesi Utara, dan dua unit PLTP Ulubelu berkapasitas 110 MW di WKP Gunung Way Panas, Lampung serta  PLTP Sibayak di WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung, Sumatera Utara berkapasitas 12 MW.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan