Ilustrasi (Reuters/Yuri)
Ilustrasi (Reuters/Yuri)

Pikiran Semakin Terbuka, Masyarakat Indonesia Mulai Terima Pembangunan PLTN

Annisa ayu artanti • 16 Januari 2017 09:46
medcom.id, Jakarta: Penduduk Indonesia mulai menerima teknologi nuklir untuk pembangkit listrik nasional. Hal tersebut disampaikan berdasarkan hasil survei kepada sebanyak 4.000 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
 
Sebanyak 77,53 persen penduduk Indonesia menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Tentu kondisi ini diharapkan terus mengalami peningkatan di masa-masa yang akan datang dan nantinya bisa mendukung ketahanan energi.
 
Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, pelaksanaan survei penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir secara nasional ini telah dilakukan mulai 2011 dan hasilnya mempunyai kecenderungan naik.

Perolehan hasil survei menunjukkan tingkat penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN pada 2011 sebesar 49,5 persen, 2012 sebesar 52,9 persen, 2013 sebesar 64,1 persen, 2014 sebesar 72 persen, dan 2015 sebesar 75,3 persen.
 
Baca: Rusia Bujuk Batam Bangun Pembangkit Listrik Nuklir
 
Pelaksanaan survei tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karea pada tahun ini tidak ada sosialisasi sebelumnya yang dilakukan oleh BATAN secara khusus. "Tahun sebelumnya pelaksanaan survei diawali dengan sosialisasi kemudian diukur persepsi masyarakat terhadap nuklir," ujar Djarot, seperti dikutip dari laman Ditjen EBTKE, di Jakarta, Senin (16/1/2016)
 
Djarot menambahkan, dengan melihat hasil perolehan survei nasional dari tahun ke tahun menunjukkan jumlah penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN terus meningkat. Hal ini berarti masyarakat Indonesia sudah tidak mempermasalahkan kehadiran PLTN di Indonesia.
 
Baca: Jepang-India akan Tandatangani Kesepakatan Nuklir
 
"Jadi ada dambaan dari masyarakat untuk mendapatkan listrik yang berkelanjutan, murah dan bisa membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan mereka," imbuh Djarot.
 
Sementara itu, menurut Koordinator Analisis Hasil Riset Pro Ultima sebagai pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan survei, Angga Yuni Mantara, terdapat tiga alasan penting masyarakat memilih setuju dengan pembangunan PLTN.
 
"Kami menemukan tiga alasan tertinggi mengapa masyarakat setuju dengan pembangunan PLTN, yaitu tidak adanya pemadaman listrik, kedepannya listrik menjadi murah, dan selanjutnya dapat menciptakan lapangan kerja," kata Angga.
 
Baca: Pakai Tenaga Nuklir, Uji Keaslian Cagar Budaya Cukup 10 Menit
 
Sedangkan alasan utama bagi mereka yang tidak setuju terhadap pembangunan PLTN antara lain, khawatir adanya kebocoran reaktor nuklir, pencemaran radioaktif yang ditimbulkan oleh reaktor PLTN, dan limbah radioaktif.
 
Selain itu, berdasarkan wilayahnya, masyarakat Sulawesi Utara merupakan daerah dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap PLTN tertinggi yaitu 98 persen dan Gorontalo adalah daerah dengan tingkat penerimaan terendah sebesar 46,7 persen.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan