medcom.id, Batam: Rusia akan membangun pembangkit tenaga nuklir (PLTN) di Batam, Kepulauan Riau, dengan investasi mencapai US$100 juta. PLTN direncanakan dibangun di lahan seluas 40 hektare.
Rencana itu kian matang setelah sejumlah delegasi dari Rusia mengunjungi Badan Pengusahaan (BP) Batam, kemarin (4/9/2014). Perusahaan energi Rosatom asal Rusia menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mencukupi kebutuhan listrik industri kawasan tersebut.
"Delegasi menawarkan investasi bidang kelistrikan dengan tenaga nuklir. Batam sebagai kawasan industri yang terus berkembang memang membutuhkan energi terbarukan meski ini membutuhkan pembicaraan panjang," kata Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho, kepada Media Indonesia, Jumat (5/9).
Dia mengatakan, Rosatom sudah memiliki pengalaman di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan telah membangun fasilitas serupa di sejumlah negara seperti Vietnam, Bangladesh, dan Turki.
"Melihat pengalaman yang dimiliki, kami akan membawa ini untuk pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan November nanti ada pertemuan lanjutan," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Marketing Centre BP Batam tersebut juga melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Batan, dan PT PLN. "Kebijakan publiknya harus didudukkan dulu. Kalau implementasikan disetujui tentu akan sangat positif," kata dia.
Rosatom, lanjutnya, tidak hanya akan berinvestasi dan membangun fasilitas tersebut. Namun juga akan memberikan pelatihan terhadap teknologi yang digunakan. "Masyarakat juga harus diberi pemahaman. Karena selama ini jika mendengar kata nuklir pasti timbul ketakutan dan kehawatiran," ujarnya.
Director of Business Development Rosatom, Anna Kudryavtseva, mengatakan pihaknya menawarkan pembangunan dua pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 1.200 MW. Untuk membangun fasilitas tersebut, kata dia, investasi yang akan ditanamkan sebesar US$ 9 miliar dolar AS.
Ia juga mengatakan, Batam merupakan wilayah yang aman dari bencana alam terutama gempa bumi sehingga cocok dibangun pembangkit tenaga nuklir. "Kami sudah sangat berpengalaman pada banyak negara," katanya. Hendri Kremer
medcom.id, Batam: Rusia akan membangun pembangkit tenaga nuklir (PLTN) di Batam, Kepulauan Riau, dengan investasi mencapai US$100 juta. PLTN direncanakan dibangun di lahan seluas 40 hektare.
Rencana itu kian matang setelah sejumlah delegasi dari Rusia mengunjungi Badan Pengusahaan (BP) Batam, kemarin (4/9/2014). Perusahaan energi Rosatom asal Rusia menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mencukupi kebutuhan listrik industri kawasan tersebut.
"Delegasi menawarkan investasi bidang kelistrikan dengan tenaga nuklir. Batam sebagai kawasan industri yang terus berkembang memang membutuhkan energi terbarukan meski ini membutuhkan pembicaraan panjang," kata Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho, kepada
Media Indonesia, Jumat (5/9).
Dia mengatakan, Rosatom sudah memiliki pengalaman di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan telah membangun fasilitas serupa di sejumlah negara seperti Vietnam, Bangladesh, dan Turki.
"Melihat pengalaman yang dimiliki, kami akan membawa ini untuk pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan November nanti ada pertemuan lanjutan," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Marketing Centre BP Batam tersebut juga melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Batan, dan PT PLN. "Kebijakan publiknya harus didudukkan dulu. Kalau implementasikan disetujui tentu akan sangat positif," kata dia.
Rosatom, lanjutnya, tidak hanya akan berinvestasi dan membangun fasilitas tersebut. Namun juga akan memberikan pelatihan terhadap teknologi yang digunakan. "Masyarakat juga harus diberi pemahaman. Karena selama ini jika mendengar kata nuklir pasti timbul ketakutan dan kehawatiran," ujarnya.
Director of Business Development Rosatom, Anna Kudryavtseva, mengatakan pihaknya menawarkan pembangunan dua pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 1.200 MW. Untuk membangun fasilitas tersebut, kata dia, investasi yang akan ditanamkan sebesar US$ 9 miliar dolar AS.
Ia juga mengatakan, Batam merupakan wilayah yang aman dari bencana alam terutama gempa bumi sehingga cocok dibangun pembangkit tenaga nuklir. "Kami sudah sangat berpengalaman pada banyak negara," katanya. Hendri Kremer
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)