Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia tersebut sedang mempersiapkan kedatangan PM Modi dan juga kesepakatan nuklirnya.
Kesepakatan ini akan membuka jalan Jepang untuk mengekspor teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir yang akan mempengaruhi perekonomiannya, juga wilayah Asia.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/10/2016), kedua negara sempat menunda penandatanganan kesepakatan nuklir dengan alasan ada perbedaan teknis dan hukum, pada Desember 2015.
Jepang dan India telah bernegosiasi terkait kesepakatan ini sejak sekutu Jepang, Amerika Serikat, membuka jalan bagi perdagangan nuklir dengan India yang telah menjauhkan diri dari Non-Proliferation Treaty (NPT).
Namun, beberapa pejabat dari pemerintah Jepang menegaskan Jepang bersedia menandatangani dengan syarat India tak melakukan uji coba nuklir. Jika India melakukannya, kerja sama ini akan dihentikan.
India pun telah menerima syarat Jepang tersebut dan menyetujui pula bahwa uji coba nuklir dianggap sebagai ancaman.
Selain penandatanganan kerja sama nuklir, Jepang juga akan memperkuat koordinasi dengan India di bidang keamanan maritim di tengah kegiatan Tiongkok yang meningkat di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Disinyalir, kesepakatan antara dua negara ini akan menguntungkan perusahaan AS di mana India telah memberikan lahan nuklir untuk GE Hitachi, sebuah perusahaan aliansi AS-Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
