Foto: Grafis Medcom.id
Foto: Grafis Medcom.id

Survei: Ada 5 Raja E-Wallet yang Paling Sering Digunakan di Indonesia

Ade Hapsari Lestarini • 07 Desember 2020 15:54
Jakarta: Transaksi elektronik dengan menggunakan aplikasi dompet digital atau e-wallet semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Selain dianggap praktis, aman, cepat, dan menawarkan banyak keuntungan, transaksi e-wallet juga dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19.
 
Penggunaan e-wallet tidak hanya digunakan untuk pembayaran di gerai offline, namun juga online. Untuk mengetahui tren perilaku konsumen ini, lembaga survei Snapcart telah melakukan survei online selama September-Desember 2020, yang mencakup seluruh Indonesia, dengan responden dipilih 1.000 orang.
 
ShopeePay tercatat sebagai merek e-wallet yang paling sering digunakan (50 persen), dengan selisih yang cukup besar dibandingkan dengan empat pemain lainnya seperti OVO (23 persen), Gopay (12 persen), Dana (12 persen), dan LinkAja (tiga persen).

"Lima brand itu kini paling banyak digunakan konsumen melakukan pembayaran digital. Mereka sangat populer karena rajin melakukan promosi dan menjalin kerja sama dengan berbagai merchant, sehingga sangat dikenal konsumen dan cakupan fitur service-nya banyak," ujar Direktur Snapcart Indonesia Astrid Williandry dalam keterangan resminya, Senin, 7 Desember 2020.
 
Dari lima e-wallet itu, ShopeePay yang pertumbuhan bisnisnya kini melaju paling pesat. Data pada September lalu mencatat 68 persen responden mengaku menggunakan ShopeePay untuk melakukan pembayaran, meningkat menjadi 72 persen responden menggunakan ShopeePay pada Desember.
 
ShopeePay mengungguli brand-brand lain, seperti OVO yang turun dari 56 persen responden pada September menjadi 55 persen pada Desember. Sedang Gopay (September 56 persen, turun drastis menjadi Desember 52 persen), Dana (September 42 persen, mengalami penurunan di Desember 40 persen), dan LinkAja (September 19 persen, naik menjadi 21 persen di Desember).
 
Data di atas pun selaras dengan hasil dari besarnya total pangsa pengguna, dengan ShopeePay mencatat 28 persen responden mengaku menggunakan ShopeePay untuk melakukan pembayaran di September, meningkat pesat menjadi 30 persen responden menggunakan ShopeePay pada Desember jika dibandingkan dengan proporsi para pemain e-wallet Tanah Air lainnya.
 
Kondisi ini menggeser OVO yang stagnan di 23 persen responden pada September dan Desember, Gopay (September 23 persen, Desember 22 persen), Dana (yang stabil di September dan Desember dengan proporsi 17 persen responden), dan LinkAja (yang mengalami kenaikan tipis dari September delapan persen menjadi sembilan persen pada Desember).
 
"ShopeePay sangat aktif dalam menawarkan berbagai macam program promo dan diskon, sehingga sangat menarik konsumen terutama bagi para ibu-ibu untuk menggunakannya. ShopeePay juga multifungsi, selain dapat digunakan untuk transaksi online melalui website belanja Shopee yang kini merupakan platform e-commerce terpopuler dan terbesar di Indonesia," jelasnya.
 
 

 
Berdasarkan akumulasi nilai nominal transaksi online plus offline dari masing-masing brand, ShopeePay juga merajai pertumbuhan pencapaian nilai nominal transaksi untuk keseluruhan industri e-wallet di Indonesia. Pada September lalu, 33 persen omzet keseluruhan nilai transaksi penggunaan e-wallet di seluruh Indonesia dikuasai ShopeePay, yang kemudian mengalami pertumbuhan menjadi 36 persen pada Desember.
 
Diikuti OVO (mengalami penurunan menjadi 21 persen pada Desember, dari yang sebelumnya 25 persen dari total nilai transaksi di September lalu), Gopay (meningkat tipis dari 16 persen dari September lalu, jadi 18 persen di Desember), Dana (yang meningkat sebelumnya dari September di 17 persen, meningkat stabil di Desember 18 persen), dan LinkAja (mengalami penurunan sebelumnya dari September sembilan persen menjadi tujuh persen di Desember).
 
Di antara pemain dompet digital lainnya, ShopeePay menjadi merek dompet digital yang paling sering digunakan oleh masyarakat di tengah pandemi, frekuensi transaksi menggunakan ShopeePay merajai lansekap e-wallet dan mencapai rata-rata 9,6x diDesember dengan frekuensi ini bertumbuh secara signifikan dari frekuensi sebelumnya 9,1x tiap bulannya di September lalu.
 
Berbeda jauh dengan para kompetitornya, seperti OVO (8,6x di September, yang kemudian mengalami penurunan 8,2x di Desember), Gopay (stagnan di frekuensi 6,9x di September dan Desember), Dana (7,4x di September, yang naik tipis 8x di Desember), dan LinkAja (7,8x di September, yang turun signifikan menjadi 6,7x di Desember).
 
Hasil survey mengatakan 42 persen responden lebih memilih ShopeePay sebagai e-wallet yang paling direkomendasikan, diikuti Ovo (21 persen), Dana (18 persen), Gopay (15 persen), dan LinkAja (tiga persen). ShopeePay pada Desember ini juga dipilih 56 persen responden sebagai brand e-wallet yang paling mempermudah dalam transaksi online. Naik dari 53 persen pada September. Diikuti OVO (Desember 19 persen, September 20 persen), Gopay (Desember 11 persen, September 11 persen), Dana (Desember 11 persen, September 13 persen), dan LinkAja (Desember dua persen, September tiga persen).
 
Menurut Astrid, data ini menunjukkan ShopeePay juga merupakan e-wallet yang paling aktif melakukan inovasi sehingga terus ada tawaran kemudahan-kemudahan baru dan perbaikan dalam layanan penggunaannya.
 
"Dengan jaringan ratusan ribu merchant di seluruh Indonesia dalam berbagai kategori, dari makanan, minuman, fashion, ritel, logistik, hingga merchant sosial seperti donasi, membuat bisnis ShopeePay melaju pesat dan disukai konsumen. Melihat penggunaannya yang terus tumbuh, maka transaksi e-wallet sebagai medium pembayaran cashless akan terus berkembang di Indonesia. E-wallet juga relatif lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga banyak disukai," tutup Astrid.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan