Bumi Resources. (Dokumentasi: BUMI)
Bumi Resources. (Dokumentasi: BUMI)

Sempat Merugi, BUMI Kembali Cetak Laba

24 Februari 2017 10:19
medcom.id, Jakarta: PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat laba bersih tahun buku 2016 sebesar USD100,6 juta (sekitar Rp1,33 triliun) setelah mencatatkan rugi pada 2015 hingga mencapai USD2 miliar (Rp26,6 triliun).
 
Presiden Direktur Ari Saptari Hudaya mengatakan kinerja positif itu didukung dari beberapa strategi yang sudah diterapkan perseroan, salah satunya dengan menekan biaya beban produksi.
 
"Jadi, itu salah satu kunci-nya, mengapa kinerja BUMI bisa positif pada 2016," ujarnya di Jakarta, Kamis 24 Februari 2017.

Tercatat pendapatan sepanjang 2016 turun 42 persen menjadi USD23,4 juta, dari pendapatan 2015 yang USD40,5 juta. Turunnya pendapatan disebabkan harga batu bara yang melemah beberapa tahun terakhir.
 
Namun, ada porsi penghasilan lain sebesar USD67,1 juta. Biaya operasional BUMI pada tahun lalu tercatat USD37,6 juta. Penghasilan sebelum kena pajak BUMI sebesar USD52,9 juta. Kemudian ditambah dengan keuntungan beban penghasilan pajak sebesar USD86 juta.
 
Baca: Masuk Indeks LQ45, BEI Sebut Saham BUMI Likuid
 
Ia mengemukakan bahwa perseroan menekan biaya produksi terutama pada porsi biaya bahan bakar terhadap biaya kas produksi perusahaan. Dalam laporan keuangan BUMI tercatat biaya bahan bakar di 2016 hanya USD3,8 per ton batu bara, turun 19 persen ketimbang biaya di 2015 yang sebesar USD5,6 per ton batu bara.
 
"Kita memang tidak bisa kontrol harga, tapi kita bisa menekan penggunaannya. Kita juga sudah bangun power-plant dalam rangka efisiensi. Efisiensi untuk menekan cost akan kami lakukan terus."
 
Di tengah penurunan harga batu bara saat ini, Ari Saptari Hudaya mengatakan pihaknya tetap melayani permintaan konsumen. Hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan sebagai perusahaan tambang di Tanah Air.
 
"Banyak perusahaan yang tidak konsisten mengirim batu bara ke klien, tapi kami tetap komitmen melayani pelanggan," kata Ari.
 
Ia juga mengatakan pihaknya akan terus mendorong anak perusahaan, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), untuk mengembangkan aset-aset yang dimiliki.
 
Baca: Right Issue BUMI Beri Sentimen Positif Bagi Saham Grup Bakrie
 
Saat ini konsesi tambang yang dimiliki BRMS ialah Gorontalo Minerals (Gold & Copper Mining), Citra Palu Minerals (Gold Mining), Dairi Prima Minerals (Zinc, Lead), dan Bumi Japan.
 
"Kalau yang Bumi Japan sudah 100 persen, sedangkan lainnya masih proses menunggu izin pemerintah untuk produksi. Kita berharap izinnya keluar tahun ini, jadi bisa langsung dikembangkan. Kita sudah siapkan semuanya baik software maupun hardware," katanya.
 
Harga batu bara
 
Direktur Hubungan Antar investor sekaligus Chief Economist BUMI Achmad Reza Widjaja menambahkan kinerja positif BUMI juga didukung dengan harga rata-rata batu bara per Januari 2017 sebesar USD56,7 per ton, atau naik sekitar 30 persen dari harga rata-rata tahun lalu.
 
"Penurunan jelas (terjadi), average selling price (batu bara) BUMI dari USD81,5 per ton di 2012, menjadi rata-rata USD42,1 per ton di 2016. Namun, forecast dari tim marketing kami ada kenaikan harga batu bara di Januari 2017 menjadi USD56,7 per ton. Kami perkirakan harga batu bara akan stabil di level tersebut tahun ini," ungkapnya. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan