Bumi Resources. (Dokumentasi: BUMI)
Bumi Resources. (Dokumentasi: BUMI)

Dua Penyebab Terkereknya Saham BUMI

Dian Ihsan Siregar • 26 Oktober 2016 11:16
medcom.id, Jakarta: Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali dibuka setelah dihentikan sementara. Langsung melonjak, ada dua penyebab terkereknya saham perseroan pagi ini.
 
Analis First Asia Capital David Setyanto menuturkan, peningkatkan saham ini karena ‎adanya spekulasi pasar yang menyebut sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)‎ BUMI akan memilih dua alternatif, yaitu melakukan share swap saham atau justru mempailitkan perusahaan batu bara yang pernah berjaya beberapa tahun silam.
 
Baca: Bursa Pantau Pergerakan Saham BUMI

"Pilihannya dua, utang tukar saham atau dipailitkan utangnya. Kreditur akan setuju dengan tukar saham. Spekulasi pasar, kreditur akan menerima ‎share swap saham di angka Rp700-Rp1.200 per saham. Jadi harganya jauh dari posisi saat ini. Ini yang akan dipilih kreditur," ungkap David kepada Metrotvnews.com, Rabu (26/10/2016).
 
Dia menambahkan, kendati harga saham yang diinginkan kreditur sebesar Rp700-Rp1.200, namun kedua belah pihak bisa menegosiasikan ulang harga saham tersebut. Yang terpenting, lanjut dia, kreditur pastinya memiliki keinginan lebih agar masalah PKPU itu cepat selesai.
 
Baca: Besok, Saham BUMI Kembali Diperdagangkan
 
David menjelaskan, harga saham BUMI yang melesat jauh belakangan ini,‎ karena harga batu bara terbilang positif. Namun demikian, sentimen positifnya tidak terlalu besar.
 
"Itu dua hal yang membuat harga saham BUMI naik. Soal share swap saham tersebut, dan harga batu bara yang sedang naik. Banyak sentimennya kalau mau dihubung dengan pasar, tapi paling intinya hanya dua itu," tutup David.
 
Baca: Tanggapan BUMI atas Suspensi Saham oleh BEI
 
Sekadar informasi, sejak pembukaan perdagangan pasar saham pagi ini, saham BUMI terus menerus terkerek di pasar reguler dan tunai. Saham BUMI bahkan sempat mencapai level tertingginya di Rp197 per saham dan melesat 41 poin atau setara 27,33 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan